Advertorial

Kenalan Lewat Situs Kencan, Bule Belanda Ini Rela Jadi Mualaf dan Dikhitan Demi Nikahi Gadis Desa Ini

Ade Sulaeman

Editor

Setelah datang ke rumah dan menemui orangtua sang gadis, bule yang berasal dari Rotterdam, Belanda, ini pun mantap menikahi Isti pada awal 2018 mendatang.
Setelah datang ke rumah dan menemui orangtua sang gadis, bule yang berasal dari Rotterdam, Belanda, ini pun mantap menikahi Isti pada awal 2018 mendatang.

Intisari-Online.com - Seorang pemuda warga negara Belanda, Raymond Vellekop (28) rela datang ke Indonesia untuk melamar gadis pujaannya, Isti Khumairoh (27), seorang warga Desa Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang.

Setelah datang ke rumah dan menemui orangtua sang gadis, bule yang berasal dari Rotterdam, Belanda, ini pun mantap menikahi Isti pada awal 2018 mendatang.

Berikut tim TribunWow.com himpun fakta-fakta terkait kisah cinta antara dua sejoli yang berbeda negara ini.

Simak selengkapnya di sini!

1. Awal mula pertemuan keduanya

Melansir dari Tribun Jateng, pertemuan keduanya berawal dari dunia maya melalui situs kencan 'Asian Dating'.

Diketahui, Isti bekerja di PT Capeni Logistik, Kuningan, Jakarta, di bidang pengiriman barang impor dan ekspor itu iseng bergabung.

Ia pun mengenal Raymond di situs tersebut dan berlanjut ke obrolan pribadi melalui WhatsApp.

Bahkan, Isti tidak menduga bahwa keisengannya tersebut justru menjadi momen penting dalam hidupnya.

Singkat cerita, keduanya pun mengenal lebih dalam satu dengan lainnya hingga saling jatuh cinta.

Mereka pun menjalani hubungan jarak jauh sekitar satu tahun. Raymond dan Isti pun memutuskan untuk menjalani hubungan serius ke jenjang pernikahan.

2. Raymond mantap melamar dan menikahi Isti

Kembali melansir dari Tribun Jateng, Raymond tiba di rumah gadis pujaannya tersebut pada Minggu (17/9/2017) setelah menempuh perjalanan Amsterdam-Jakarta.

Ia langsung memperkenalkan diri kepada Romadhon (61) dan Tarmindah (56), orangtua Isti.

"Setelah bertemu orangtua saya, dia mantap untuk menikah," papar Isti.

Rencana pernikahan akan digelar tahun depan membuat Isti harus mempersiapkan segalanya.

"Kami harus mengurus surat- surat dan paspor dulu. Jadi kemungkinan (menikah) 2018. Saya juga akan menemui orangtua Raymond di Belanda," imbuhnya.

3. Rela menjadi mualaf dan disunat demi cinta

Tarmidah, ibu Isti mengaku bahwa ia tidak masalah jika putrinya menikah dengan pria asing, asalkan Isti bahagia.

Menurutnya, hal yang terpenting adalah pria yang akan menjadi imam Isti adalah sosok yang seiman.

"Kalau kami sih tak apa-apa Isti nikah sama orang luar (negeri). Asalkan pria itu mau pindah agama," kata Tarmidah dilansir dari Tribun Jateng.

Raymond pun mantap langsung memenuhi permintaan tersebut.

Ia pun langsung dikhitan sebelum dituntun membaca dua kalimat syahadat pada Senin (18/9/2017).

"Tidak terpikir apa- apa sebelumnya, anak saya dapat bule. Saya hanya berdoa yang terbaik," ucap Tarmidah berkaca- kaca.

4. Rencana pernikahan gunakan adat Indonesia

Kembali melansir dari Tribun Jateng, diketahui, selama kenal dan berkomunikasi dengan Raymond, Isti pun juga sudah kerap berkomunikasi dengan orangtua Raymond di Belanda melalui pesan singkat atau video call.

"Beruntung, saya pernah kursus Bahasa Inggris. Dan juga pernah jadi TKI di Singapura, jadi bisa berbicara (bahasa) Inggris," jelasnya.

Untuk pesta pernikahan yang akan datang, keluarga Raymond pun akan datang ke Pemalang.

Mereka juga meminta agar pernikahan dilangsungkan sesuai adat Indonesia.

"Mereka ingin memakai baju ala Keraton Jogja saat pernikahan besok," ucap anak keempat dari lima bersaudara itu.

Hal ini memang sengaja diminta karena keluarga Raymond tertarik dengan adat Keraton Yogyakarta.

Ketertarikan ini timbul karena tetangga rumah keluarga Raymond di Belanda merupakan warga negara Indonesia asal Jogja yang sedang menempuh pendidikan di sana.

"Mereka ingin memakai baju ala Keraton Jogja saat pernikahan besok," ucap anak keempat dari lima bersaudara itu.

Hal ini memang sengaja diminta karena keluarga Raymond tertarik dengan adat Keraton Yogyakarta.

Ketertarikan ini timbul karena tetangga rumah keluarga Raymond di Belanda merupakan warga negara Indonesia asal Jogja yang sedang menempuh pendidikan di sana.

(Natalia Bulan Retno Palupi)

Artikel ini sudah tayang di tribunnews.com dengan judul “4 Fakta Kisah Cinta Pemuda Belanda dengan Gadis Pemalang, Rela Jadi Mualaf dan Disunat Demi Cinta!

Artikel Terkait