Sejarah Pohon Natal banyak dikaitkan dengan beberpa aliran Kristen yang ada di Jerman. Selamat Hari Raya Natal.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Keberadaan Pohon Natal di setiap perayaan Hari Raya Natal tidak begitu saja ada. Ada sejarah panjang yang melingkupinya.
MasyarakatKristiani menggunakan pohon cemara berwarna hijau sebagai penggambaran pohon Natal. Pohon ini biasanya akan dihiasi dengan berbagai ornamen Natal dan lampu kerlap-kerlip yang membuatnya tampak lebih indah dan bercahaya.
Ukurannya bisa beraneka ragam. Ada yang besar, ada juga yang kecil, ada juga yang besar banget.
Pohon Natal biasanyadipasang di dalam rumah. Tapi seiring perkembangan zaman, ia juga muncul di tempat-tempat publik, mulai dari alun-alun kota, kompleks perkantoran, hingga pusat perbelanjaan.
Bagaimana sejarah Pohon Natal?
Jauh sebelum agama Kristen menyebar, tumbuhan serta pepohonan yang bisa tetap hijau sepanjang masa memiliki arti khusus bagi manusia di musim dingin. Sama halnya seperti orang-orang zaman sekarang yang menghias rumah mereka dengan pohon cemara atau sejenisnya sebagai simbol perayaan Natal.
Di banyak negara, pepohonan dipercaya dapat menjauhkan penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.
Karena itulah banyak orang percaya dengan memasang berbagai pohon di kediaman mereka dapat menangkal kejahatan. Dulu, orang Mesir Kuno menyembah dewa yang disebut Dewa Ra.
Dewa Ra dipercaya berkepala elang dan mengenakan matahari sebagai piringan yang menyala di mahkotanya. Konon, dulu Dewa Ra pernah mengalami sebuah sakit yang cukup parah. Namun, perlahan-lahan kondisinya mulai pulih.
Mesir Kuno pun memenuhi rumah mereka dengan berbagai daun palem hijau yang melambangkan kemenangan atas kematian.
Sementara itu, orang Romawi menyembah Dewa Saturnus, dewa pertanian. Pada masa itu, bangsa Romawi tahu bahwa titik balik matahari memiliki arti bahwa pertanian dan kebun segera menjadi hijau dan berbuah segar.
Untuk mensyukuri peristiwa itu, orang Romawi mendekorasi rumah dan kuil mereka dengan menggunakan dahan cemara. Lebih lanjut, di Eropa Utara, para pendeta Celtic Kuno juga menghiasi kuil mereka menggunakan dahan cemara sebagai simbol kehidupan abadi.
Didorong dari kisah-kisah tersebut, maka pohon cemara dianggap sebagai lambang dari kehidupan abadi. Menurut beberapa sejarawan, kemungkinan besar pohon Natal berasal dari wilayah Alsace pada abad ke-16 silam.
Alsace dulunya bagian dari negara Jerman. Sebab, sebagian orang Kristen Jerman yang taat membawa pulang sebuah pohon hias ke rumah mereka. Beberapa orang ada yang membangun piramida Natal dari kayu dan menghiasinya dengan pohon cemara.
Dalam kisah lain diceritakan tradisi pohon Natal dan hiasannya berawal dari Martin Luther, seorang reformis Protestan.
Pada 1882, ketika sedang berjalan di malam hari, Luther terkesima karena melihat sebuah kelap-kelip bintang dari sela-sela pepohonan. Luther pun terinspirasi ingin menghadirkan sinar-sinar itu dengan memasang lilin ke sebuah pohon yang berada di rumahnya.
Setelah itu, imigran Jerman membawa tradisi tersebut ketika sedang bermukim di negara lain. Pada abad ke-18, pohon Natal sudah mulai tersebar di seluruh Eropa. Setelah itu, popularitas pohon Natal terus mengalami perkembangan hingga ke negara-negara lainnya.
Bagi umat Kristiani, makna dari pohon Natal adalah tanda lahirnya Tuhan Yesus Kristus ke dunia. Ranting dan semak pohon dipandang sebagai lambang keabadian dan melambangkan mahkota duri yang digunakan Yesus di kepalanya saat akan dipaku di kayu salib.
Selain itu, setiap hiasan yang digunakan untuk memperindah pohon Natal juga dipercaya memiliki makna tersendiri, misalnya kedamaian, cinta, kebaikan, kegembiraan, kebaikan, dan kesetiaan.
Lebih lanjut, proses menghias pohon Natal juga menyimpan makna tersendiri, yakni memberi seluruh keluarga waktu yang berharga dalam kebersamaan. Setiap anggota keluarga yang menghias pohon Natal mendapat kesempatan untuk mengucapkan harapan untuk selalu hidup sehat dan menyenangkan.
Begitulah sejarah Pohon Natal singkat, pohon yang selalu muncul pada setiap perayaan Hari Raya Natal.