Find Us On Social Media :

Yakinlah, Keberhasilan Si Kecil Tergantung pada Kita sebagai Orangtua

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 17 September 2017 | 18:30 WIB

Keluarga adalah guru pertama bagi anak. Dengan memberikan pendidikan sebelum bersekolah, si kecil akan lebih siap untuk pengajaran yang akan diberikan oleh guru-gurunya.

Setelah si kecil bersekolah selalu sisihkan waktu untuk sekadar bertanya kegiatan sekolah, membantunya dalam mengerjakan tugas, atau bahkan belajar bersamanya. Kita bisa menjadi guru pertama dan terus menemaninya seperti semacam pelatih akademis atau guru les!

2. Beri dukungan pada anak

Saat bersekolah, si kecil akan menghadapi ujian-ujian yang diberikan oleh gurunya. Pada fase ini keluarga bisa menjadi pendukung nomor satu baginya. Berikan pujian apabila mereka mendapatkan nilai baik.

Jika nilainya buruk berikan semangat dan dukungan agar bisa mendapatkan nilai lebih baik di ujian berikutnya, alih-alih hujatan. Memberikan pujian dan semangat dapat membuat anak untuk bekerja lebih keras dan merasa diperhatikan, jadilah pendukung nomor satunya!

3. Perhatikan dan cari tahu apa yang disukai oleh anak

Dalton Miller-Jones Ph. D. selaku psikolog di Portland State University mengatakan bahwa salah satu hal penting yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah memberikan perhatian lebih pada anaknya.

4. Berkomunikasi dengan sekolah atau gurunya

Keluarga bisa berkunjung ke sekolah dan mencari tahu guru-guru yang mengajar anaknya dan kita bisa langsung berbincang. Dampak positifnya adalah  mengetahui kekurangan, kelebihan, bahkan minat akademis anak.

5. Sisihkan waktu untuk membaca bersama

Susan Becker, M. Ed. mengatakan apabila kita membaca bersama anak setidaknya dua bab awal dapat membuatnya lebih mengerti. “Kita juga bisa membaca satu bab keras-keras kemudian minta anak untuk membacakan bab selanjutnya secara keras juga,” tambahnya.

Berikan kebebasan pada anak, biarkan si kecil memilih buku menarik yang ia suka. Jangan terlalu cepat seperti memberikan literatur sulit berupa novel-novel klasik.

6. Minimalisir penggunaan elektronik

“Menonton televisi terlalu sering akan menghambat anak untuk membentuk ketertarikannya sendiri dan eksplorasi karena agenda telah diatur,” ungkap Diane Levin, Ph. D., seorang profesor bidang pendidikan di Wheelock College, Boston.

Diane menganjurkan keluarga untuk mendorong anak agar lebih membaca buku, bermain dengan mainan fisik, kerajinan tangan, hingga bersosialisasi dengan teman-teman.

7. Jalin hubungan baik dengan anak

Pada akhirnya kita harus bisa “terhubung” dengan anak secara emosional agar bisa saling mengerti. Belajar tidak semerta harus membaca dan menulis, untuk melihat dan mengetahui bisa menjadi pengalaman menyenangkan juga. Jadikan belajar dan mengetahui hal baru menjadi pengalaman yang dilewati si kecil tiap harinya.

Kita bisa terhubung dengan anak melalui pertanyaan alami yang ia lontarkan. Contohnya saat masak bersama ia bertanya bahan makanan, saat mengerjakan soal matematika ia bertanya rumusnya, saat pergi ke pantai dan ia bertanya kenapa cuaca bisa panas. Kadang hal-hal seperti ini dapat membuat keluarga terhubung dengan anak, saling paham dan saling belajar.

Seperti kita singgung di awal, keluarga adalah pilar utama keberhasilan anak. Berilah mereka dukungan, bantuan, juga kasih sayang, sehingga mereka bisa mencapai keberhasilan yang mereka idam-idamkan. Tapi ingat, jangan pernah membebani mereka dengan impian-impian kita.