Find Us On Social Media :

Tradisi Seblang, Cara Sakral Masyarakat Banyuwangi Mengusir Petaka dengan Kesurupan

By Ade Sulaeman, Selasa, 12 September 2017 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com – Banyuwangi punya banyak kesenian tradisional. Tapi seblang satu-satunya yang sakral dan masih tersisa.

Maksudnya untuk mengusir roh jahat dan petaka, tapi kenapa tembang yang mengiringinya berisi syair perjuangan?

Arahkan perhatian Anda ke ujung tenggara Propinsi Jawa Timur, ke Banyuwangi.

Kota dan kawasan pendukung di sekitarnya tak hanya menyumbangkan Emilia Contessa dan Nini Carlina ke blantika musik negeri ini, melainkan juga pelbagai kesenian tradisional.

Selain kesenian gandrung yang dikenal luas, masyarakat Osing - warga asli Banyuwangi -  punya janger Damarwulan, angklung caruk, mocoan, dan Iain-lain yang terpelihara sampai sekarang.

Mereka dikenal terampil menjembatani seni tradisional dan sendi kehidupan modern

 Kalau kita acap mendengar kisah warga asli yang tergusur oleh modernisasi, orang Osing Banyuwangi menampilkan fenomena sebaliknya: mereka justru dominan di perkotaan.

Hidup seirama dengan kemajuan, namun tak lupa tetap nguri-uri tradisi.

Dari banyak yang sudah dimodifikasi, ada satu yang masih asli, yakni seblang.

Hampir sama dengan gandrung, terutama dari sisi gending, tari, dan pakaian, namun berbeda esensinya.

Kalau gandrung dan semacamnya sudah profan, seblang masih bersifat sakral.