Find Us On Social Media :

Menurut Sains, Inilah Penyebab Mengapa Ada Garam Berplastik yang Biasa Kita Konsumsi

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 10 September 2017 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com – Benarkan ada garam yang bercampur butiran plastik? Ternyata, hal itu bukanlah tidak mungkin terjadi menurut sains.

Pasalnya, kasus seperti ini dijumpai di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan China. Butiran kecil plastik ditemukan pada garam di negeri itu.

(Baca juga: Setop Sebarkan Video Garam Campur Serpihan Kaca! Itu Hoax)

Menurut ilmuwan, hasil panen garam laut dari lautan di seluruh dunia dan menjadi bumbu favorit dalam memasak terkontaminasi dengan plastik.

Dikonfirmasikan bahwa sampah plastik yang masuk ke lautan jadi hancur dan masuk ke dalam makanan kita.

Penelitian sebelumnya menemukan sejumlah ikan mengandung partikel plastik. Contohnya, ikan cod, kerang-kerangan, udang-udangan (crustacean), dan olahan udang di teluk di Inggris.

Peneliti percaya mayoritas kontaminasi berasal dari serat mikro dan plastik sekali pakai seperti botol.

Profesor Sherri Mason, seorang proesor di State University o New York di Fredonia mengatakan: ‘Tidak hanya plastik meresap di masyarakat kita dalam bentuk penggunaan sehari-hari, tetapi juga plastik meresap di lingkungan’.

Ia menambahkan, plastik ada dimana-mana, di udara, air, seafood yang kita makan, bir yang kita minum, dan garam yang kita gunakan, plasik ada dimana saja.

Dilansir dari Mail Online, Profesor Mason bekerjasama dengan peneliti di University of Minnesota untuk memeriksa mikroplastik di garam, bir, dan air minum. Ia meneliti 12 jenis garam, termasuk 10 garam laut dari seluruh dunia yang dijual di toko-toko di Amerika Serikat.

Banyaknya kandungan plastik dan penemuannya mengesankan orang Amerika dapat saja mencerna lebih dari 660 partikel plastik setiap tahun. Begitu berdasarkan sebuah draft laporannya yang dilihat oleh The Guardians.

(Baca juga: Definisi Pencemaran Nama Baik UU ITE akan Dikembalikan Lagi ke KUHP untuk Hindari Multitafsir)

Dipercaya sekali plastik masuk ke laut akan menjadi sebuah magnet bagi racun dan polutan. Bagaimana pun juga adanya sebuah penelitian akan efek termakannya plastik pada kesehatan manusia.

Ilmuwan pertama kali menemukan plastik pada garam di China pada 2015.

Partikel mikroskopik dari butiran pencuci muka, kosmetik, dan botol plastik ditemukan di 15 sampel produk garam di toko-toko di China.

Awal tahun ini, ilmuwan dari Prancis, Inggris, dan Malaysia menguji 17 jenis garam dari 8 negara. Dari semua jenis garam ada satu yang mengandung partikel plastik.

Karenanya di Inggris diumumkan sebuah larangan penggunaan butiran mikro plastik dalam produk seperti sabun pencuci muka.

Sekertaris Lingkungan Michael Gove menginvestigasi pengenalan sebuah skema ‘uang jaminan dan kembalikan’ untuk botol plastik.

Minggu ini Pemerintahan Skotlandia juga mengatakan akan mengajukan skema tersebut yang mirip dengan yang dilakukan di Jerman dan Skandinavia.

Penelitian dari University of Plymouth juga menemukan lebih dari satu diantara tiga ikan yang tertangkap dengan kapal pukat di Selat Inggris mengandung partikel plastik, seperti ikan cod, hadok, dan makarel.

(Baca juga: Menurut Sains, Inilah Empat Gejala Ajal Sudah Dekat)

Sementara itu, penelitian oleh para ahli di University of Exter menemukan bahwa seluruh rantai makanan hewan laut, mulai dari zooplankton menyebar ke krustacea atau copepod, remis, kepiting, lobster, dan ikan, efektif menjadi terkontaminasi mikroplastik.