Find Us On Social Media :

Kejang Demam Pada Anak: Ketahui Penyebab, Akibat dan Cara Mencegahnya

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 11 November 2018 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com – Bagi seorang ibu muda, stuip atau kejang demam merupakan momok. Ada anak yang mudah mengalami stuip, ada yang tidak.

Penyebabnya juga macam-macam, namun kita bisa berusaha untuk mencegahnya, seperti yang dikemukakan oleh dr. Tatang Kustiman Samsi, dokter spesialis anak dari RS Sumber Waras, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi November 1987.

“Cepat ambilkan sendok, Bi!" perintah seorang ibu dengan wajah tegang kepada Bi Inah. Dengan tergopoh-gopoh Bi Inah berlari ke dapur dan kembali menyerahkan sebuah sendok kepada majikannya.

Sang majikan berada dalam kamar bersama anak pertamanya yang baru berusia dua tahun. Belum sempat mengetahui apa yang terjadi dengan anak majikannya itu, Bi Inah sudah disuruh lagi mengambilkan sebotol alkohol di lemari obat.

Baca Juga : Anak Anda Demam? Jangan Diselimuti! Nanti Kondisinya Bisa Tambah Parah

Majikannya temyata bukan hendak memberi minum alkohol kepada anaknya, melainkan sedang berusaha menolong anaknya yang mengalami kejang-kejang akibat panas badan yang meninggi.

Mandi alkohol

Ketika anaknya mengalami kejang-kejang, ibu itu segera membuka semua pakaian anaknya agar si anak dapat bernapas dengan leluasa.

la lantas memasukkan gagang sendok yang telah dibalut saputangan bersih ke dalam mulut anaknya agar jalan napas, si anak terbuka dan lidah anak itu tidak tergigit sewaktu kejang.

Baca Juga : Hati-hati! Demam Adalah 1 dari 6 Gejala Awal Leukemia Seperti yang Diderita Anak Denada

Untuk menurunkan suhu badan, si anak "dimandikan" (diseka) dengan alkohol berkadar 70% (menurut dokter, kalau tak ada alkohol, bisa juga kepala anak dikompres dengan air dingin atau es, atau diberi obat penurun panas).

Kejang-kejang akibat suhu meninggi itu banyak dikenal dengan sebutan stuip. Apabila anak menderita kejang pertama kali, biasanya orang tuanya cemas sekali.

Memang ada alasannya dan seyogyanya anak segera dibawa ke dokter, lebih-lebih kalau anak berumur kurang dari 6 bulan atau di atas 4 tahun.