Find Us On Social Media :

Bak Macan Mengejar Domba, Inilah Gambaran Mengerikan Ketika Pasukan Korut Menyerbu Korsel

By Ade Sulaeman, Selasa, 22 Agustus 2017 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Perang saudara Korea dalam masa modern diawali dengan serbuan Korea Utara menyeberangi garis paralel/lintang ke-38, pada fajar hari Minggu 25 Juni 1950.

Serbuan ini memang mendadak, tetapi sesungguhnya tidaklah secara tiba-tiba terjadinya. Sebab antisipasi perang di semenanjung ini, sebetulnya telah terasa sekali sebelumnya, bahwa suatu saat perang pasti meletus.

Serbuan terjadi di tempat di mana pertempuran perbatasan pernah pecah pada Mei 1949.

Menjelang perang, kedua Korea terus meningkatkan kekuatan militer masing-masing. Tahun 1949 Korsel dengan bantuan penasihat militer AS, telah memiliki sekitar 100.000 pasukan.

Korut baru mampu menyusulnya pada awal 1950, sehingga ketika perang meletus, boleh dikata kekuatan mereka seimbang.

Intelijen militer AS mengindentifikasi kekuatan tentara Korut 74.370 orang, ditambah 20.000 pasukan penjaga perbatasan.

Sedangkan tentara Korsel 87.500 orang, di antaranya 32.500 ditempatkan di daerah perbatasan, dan 35.000 lainnya dalam jarak sekitar 50 km dari garis paralel ke-38. Sedang sisanya tersebar di wilayah lainnya.

Namun tentara Korut lebih diuntungkan oleh pengalaman tempur mereka, mengingat banyak dari mereka yang pernah terlibat dalam perang saudara di China dengan membantu pasukan China Komunis melawan China Nasionalis.

Mereka juga memiliki sekitar 150 tank T-34 dari Soviet, serta 70 pesawat tempur dan 62 pengebom ringan.

Mesin perang ini sebagian adalah eks-tentara Soviet yang ditinggalkan ketika mereka pergi dari Korut Desember 1948.

(Baca juga: Konflik di Semenanjung Korea Bukan Keinginan Warganya, Tapi Gara-gara Ulah Empat Negara Ini)

AS menempatkan sekitar 500 tentaranya yang tergabung dalam Korean Military Advisory Group (KMAG), yang tugasnya membantu melatih dan membentuk tentara Korsel.