Find Us On Social Media :

Yang Sedang Berlibur ke Malang, Cicipi Sedapnya Pecel Pincuk Bertabur Serundeng

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 19 Agustus 2017 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com – Nasi pecel bertaburserundeng gaya Madiun, disajikan dalam pincuk daun pisang.

Kalau pincuk dibuka, makanan pun bisa berantakan di atas meja. Tapi orang tetap menikmatinya.

Pecel Bu Siti telah menjadi tujuan orang mencari sarapan sejak pukul 06.00 pagi.

(Baca juga: Habis Liburan di Malang? Jangan Lupa Bawa Oleh-oleh Khas Malang Ini)

Warung di terusan jalan menuju Kompleks Perumahan Pertama Jingga, Malang, ini kadang penuh sesak sehingga sebagian konsumen menikmati pecel sambil berdiri atau di dalam mobil.

Kalau sudah begini, jam buka pukul 06.00 – 09.00 WIB tinggal teori belaka. Yang jelas, dagangan habis dan calon konsumen kecewa.

Tapi kalau mujur, jumlah pembeli tidak banyak, orang datang pukul 09.30 pun kadang masih kebagian.

Syukur-syukur masih lengkap dengan tiga macam peyek: ebi, teri, dan kacang. Masih pula lengkap dengan lauk seperti telur dadar maupun mata sapi (ceplok), babat dan usus, paru-paru, empal, daging komoh.

Menikmati Nasi Pecel lengkap beserta lauknya di tempat ini tidak memerlukan dana lebih dari Rp15.000,- per kepala. Kecuali kalau Anda memang ingin pesta pora.

Bu Siti Fatimah, ibu dua anak dan nenek satu cucu, orang Madiun kelahiran 1968, ini mengawali jualannya di atas gerobak pada tahun 1999.

Ia mangkal di tepi jalan di sisi tanah kosong tak jauh dari tempat jualannya sekarang. “Kalau sudah selesai berdagang, gerobak saya titipkan di musala,” kata perempuan ramah ini.

(Baca juga: Pecel Rawon Surabaya, Nylenehnya Kuah Rawon Bumbu Pecel)

Tiga tahun ia berjualan dengan gerobak, lantas mendapat tempat yang lebih representatif, semacam kios di emperan.