Find Us On Social Media :

Mengapa Tak Ada Satu Pun Koran yang Memuat Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI?

By Ade Sulaeman, Rabu, 16 Agustus 2017 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com – Kali ini Intisari ingin memperingati peristiwa penting dalam rangka Kemerdekaan RI dengan membaca koran-koran yang terbit sekitar saat itu dan yang masih tersimpan di Perpustakaan Nasional.

Ternyata jumlah koran di Indonesia yang terbit tepat pada saat Soekarno - Hatta, atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan di halaman rumah Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta, bisa dihitung dengan jari.

Demikian menurut Mastini Hardjoprakosa, direktris Perpustakaan Nasional, dalam kata pengantar Katalog Surat Kabar di Indonesia.

Selama masa pemerintahan Jepang (1942 - 1945), semua penerbitan Belanda dan kebanyakan penerbitan Indonesia dilarang.

Yang masih dibolehkan terbit ialah Pemandangan di Jakarta (1933 - 1958), dan Express di Surabaya yang berbahasa Jawa (1939 - 1956).

(Baca juga: Inilah Alasan Sebenarnya Laksamana Muda Maeda Biarkan Rumahnya Jadi Tempat Menyusun Naskah Proklamasi. Jangan Kecewa, Ya!)

Sementara itu di Surakarta terbit Merah Poetih, sebuah koran yang memuat tulisan-tulisan yang mendorong bangsa Indonesia untuk menyiapkan diri menghadapi kemerdekaan.

Pemerintah militer Jepang menerbitkan surat kabar dalam bahasa Jepang dan Indonesia: Djawa Shinbun di Jakarta, Asia Raya di Jakarta, Madioen Shinbun di Madiun, Sinar Matahari di Yogyakarta, Sinai Baroe di Semarang, Soeara Asia di Surabaya, Tjahaja di Bandung.

Koran-koran ini tidak terbit lagi setelah bulan Agustus 1945, dan selanjutnya digantikan surat-surat kabar yang seluruhnya diasuh oleh orang-orang Indonesia.

Bentuk fisik koran-koran pada waktu itu umumnya lebih kecil, separuh dari ukuran koran-koran sekarang.

Jumlah halaman hanya dua halaman, alias satu lembar bolak-balik.  Mutu kertasnya pun sangat memprihatinkan: kertas merang.

(Baca juga: Meski Ada Tiang Besi, Suhud Mengibarkan Bendera Proklamasi Pertama Di Tiang Bambu. Ini Alasannya!)

Selama masa revolusi fisik tahun 1947 - 1949, ada beberapa koran gelap yang aktif: 17 Agustus, Pantjasila, Yuddha.