Find Us On Social Media :

Pearl Harbor: Awal Dimulainya Malapetaka di Asia-Pasifik, Termasuk Bom Atom di Jepang

By Ade Sulaeman, Selasa, 15 Agustus 2017 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika pada tahun 1939 Jepang secara sepihak menginvasi China dan pada tahun 1940 mulai mengganyang Vietnam, invasi besar-besaran itu mendapat kecaman keras AS.

Setahun kemudian AS yang sudah membaca Jepang akan meluaskan ekspansi jajahannya ke wilayah Asia tak hanya tinggal diam.

Pemerintah menjawab ancaman itu dengan menempatkan lebih banyak armada Angkatan Lautnya di Pearl Harbor, Hawai.

Tak hanya itu AS juga melancarkan embargo minyak, besi baja, dan bahan-bahan material lainnya ke Jepang mulai bulan Juli 1940.

Tapi, Jepang ternyata tidak merasa gentar. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang dikomandani oleh Admiral Yamamoto justru makin meningkatkan kekuatannya.

(Baca juga: Benarkah Taktik Kamikaze Jepang yang Picu AS Jatuhkan Bom Atom ‘Terinspirasi’ Pengalaman Perang di Indonesia?)

Yamamoto bahkan berprinsip lebih baik segera memulai perang dengan AS daripada menempuh langkah politik lainnya.

Untuk mewujudkan prinsip dan ambisinya itu, Yamamoto yang juga dikenal sebagai seorang Samurai segera menyiapkan rencana besarnya.

Secepat kilat menyerang dan sekaligus menghancurkan armada laut AS di Pearl Harbur. Apalagi pada saat itu kekuatan Angkatan Laut Jepang yang telah berhasil dibangun oleh Yamamoto benar-benar dalam kondisi siap tempur.

Persiapan yang dilaksanakan oleh Admiral Yamamoto melibatkan armada laut yang sangat besar karena operasi serbuan Jepang tak hanya berhenti di Pearl Harbor saja.

Sebab, sesuai rencana setelah Pearl Harbour lumpuh, armada laut Jepang akan melanjutkan ekspansi militernya ke wilayah Asia Timur dan Tenggara.

(Baca juga: Tak Diragukan Lagi, Jatuhnya Bom Atom di Jepang Turut Menentukan Kemerdekaan RI)

Kekuatan laut, Pearl Harbor Task Force yang disiapkan Yamamoto dan kemudian dikomandani oleh Admiral Suichi Nagumo, terdiri dari 6 kapal angkut pesawat (carrier) Akagi, Kaga, Hiryu, Soryu, Shokaku, dan Zuikaku.