Mesti Mematikan, Racun Komodo Diklaim Bisa Jadi Senjata Utama Melawan Stroke dan Penyakit Jantung

Moh Habib Asyhad

Penulis

Selain itu, spesies langka ini adalah sumber exenatide, obat diabetes suntik yang membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

Intisari-Online.com – Setiap tahunnyaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar penyakit-penyakit paling mematikan di seluruh dunia.

Dan penyakit stroke dan jantung selalu masuk daftarnya.

Ada beberapa cara untuk mengobati stroke dan jantung, seperti operasi. Namun belum ada cara yang paling optimal.

(Baca juga:Ilmuwan: Darah Komodo Bisa Jadi Obat Antibiotik yang Ampuh Hancurkan Bakteri Tanpa Tinggalkan Jejak)

Sampai sebuah studi mempublikasi bahwa ada cara yang bisa cegah serangan stroke dan jantung.

Bagaimana?

Dilansir dari iflscience.com, selama ini kita tahu bahwa dalam mulut komodo atau spesies berbisa lainnya terdapat racun yang cukup ampuh membunuh mangsanya atau melemahkan hewan mangsa potensial.

Namun di sisi lain, racun kadal anguimorpha, sebutan untuk reptil raksasa, termasuk komodo, menyebabkan captopril, obat pengurang tekanan darah tinggi yang telah mencegah ratusan ribu orang terkena serangan jantung dan melawan stroke.

Tidak hanya racun, studi yang dilakukan oleh Dr. Bryan Fry dari University of Queensland juga menunjukkan bahwa gigi mereka bisa membuat obat-obat yang sangat bertarget.

Fry menjelaskan, racun terbentuk dari tiga kombinasi rantai yang berbeda pada protein dan fibrinogen.

Sementara pencegahan pembekuan darah adalah ciri umum racun dan obat yang memiliki aplikasi yang jelas.

(Baca juga:Terpaksa Putus Sekolah, Gadis 10 Tahun Ini Rawat Kakeknya yang Lumpuh karena Stroke)

Racun sangat kaya dengan molekul aktif secara biologis. Mereka bisa menjadi tempat yang baik untuk menemukan obat yang lebih tidak terduga.

Contohnya, hewan berbahaya itu adalah sumber exenatide, obat diabetes suntik yang membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

Namun masalahnya membawa obat seperti itu ke pasar tidak mudah.

Sebab, hewan-hewan ini masuk golongan hewan yang hampir punah dan masuk dalam kategori hewan yang dilindungi di dunia.

“Jadi ada kemungkinan kita tidak akan pernah menghasilkan obat yang secara khusus dari molekul racun kadal,” ungkap Fry.

(Baca juga:Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini)

Walau tidak bisa melakukan studi lanjutan, Fry berharap hasil studi ini bisa membantu menyempurnakan obat lainnya.

Lepas dari itu, hasil temuan studi ini tak berarti kita boleh seenaknya memburu binatang langka itu.

Artikel Terkait