Find Us On Social Media :

Tak Diragukan Lagi, Jatuhnya Bom Atom di Jepang Turut Menentukan Kemerdekaan RI

By Moh Habib Asyhad, Senin, 14 Agustus 2017 | 17:30 WIB

Intisari-Online.com - Ketika masih berkuasa di Indonesia hingga bulan Agustus 1945, Jepang pernah menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Tapi janji untuk memberikan kemerdekaan itu ternyata tidak pernah terwujud dan cenderung diulur-ulur sampai pasukan Jepang di seluruh Asia Timur Raya makin terdesak oleh pasukan Sekutu.

Sejalan dengan semakin terdesaknya Jepang dalam perang Asia Timur Raya maka aspirasi nasionalisme pun semakin muncul ke permukaan.

(Baca juga: Lewat Ramalan Jayabaya, Sultan Hamengku Buwono IX Sudah Memprediksi Datangnya Kemerdekaan RI)

Para tokoh Indonesia menagih janji kemerdekaan bagi Indonesia yang selalu diulur-ulur oleh Jepang.

Bahkan sesudah PM Hideki Tojo digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso pada Juli 1944, PM yang baru itu pun tidak segera memutuskan perkara yang satu itu.

Padahal Jepang sebelumnya telah “memberikan” kemerdekaan kepada Filipina pada bulan Oktober 1943 dan menunjuk Jose Pulau Laurel sebagai presiden.

Penguluran waktu itu sesuai dengan kebijaksanaan PM Koiso, yang meskipun tahu bahwa Jepang terus dipukul mundur oleh Sekutu dan impian Jepang tentang kemenangan akhir telah buyar.

Namun dia ingin memperpanjang perang sampai Sekutu letih dan setuju mengakhiri perang lewat perundingan.

Jika ini terjadi, maka persyaratannya diharapkan tidak terlalu buruk bagi Jepang.

Karena itulah untuk Indonesia, dia pun hanya menjanjikan kemerdekaan itu pada saatnya nanti diberikan.

(Baca juga: Serangan ke Hiroshima Memang Lebih terkenal, Tapi Serangan ke Nagasaki Menyimpan Kisah yang Lebih Seru)

Demi menenangkan kaum nasionalis maka Tokyo mengizinkan kembali dikibarkannya Merah Putih dan pengenduran sikap lainnya bukan hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa.