Find Us On Social Media :

Rasnya Sayang Jika Melewatkan Terbang Layaknya Elang di Bukit Timbis

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 13 Agustus 2017 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com - Araksi wisata yang satu ini memang menantang. Soalnya, untuk dapat melakukannya Anda harus punya keberanian.

Tapi, begitu melakukannya, Anda akan merasakan sensasi yang luar biasa. Ya, atraksi itu adalah parasailing.

Di bawah parasut yang telah mengembang, seorang wisatawan meloncat dari puncak bukit ke arah laut selatan Bali.

Bukannya jatuh, ia justru terangkat tinggi dan terbang. Inilah atraksi parasailing di Bukit Timbis, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

(Baca juga: Duh, Gunung Es Raksasa Seluas Pulau Bali dengan Berat 1 Triliun Ton Hanyut di Antartika)

Bukit Timbis berada di sisi selatan Pulau Bali. Dari Denpasar, perlu waktu hampir 1 jam untuk mencapai lokasi ini menggunakan kendaraan pribadi.

Tidak ada angkutan umum yang menuju atau melewati lokasi ini.

Kegiatan parasailing di Bukit Timbis sebenarnya sudah ada sejak sekitar sepuluh tahun lalu.

Semula, parasailing hanya dikenal sebagai salah satu cabang olahraga. Namun, sejak tahun lalu, aktivitas ini menjadi atraksi wisata.

Ada tiga operator parasailing di Bukit Timbis, salah satunya Bali Paraglider Club (BPC).

Untuk bisa menikmatinya, Anda bisa terbang dengan cara "dibonceng" seorang penerbang profesional.

"Parasailing termasuk kegiatan berisiko, jadi harus dilakukan bersama tenaga profesional," kata Rizky Widiantara, anggota tim pilot BPC.

Kalau sudah mempunyai surat izin terbang, Anda baru bisa terbang sendiri.

Untuk terbang secara tandem, Anda duduk di depan penerbang pemandu, lalu terbang melayang.

Sebelum terbang, Anda diberi panduan oleh penerbang pemandu, misalnya posisi saat take off dan landing.

Anda juga dilengkapi peralatan yang sama dengan pemandu.

(Baca juga: Bikin Bangga! Atlet Paralayang Indonesia Raih Juara Dunia di Kanada)

Karena termasuk atraksi berisiko, Anda harus menerapkan standar prosedur keamanan dan keselamatan.

Peralatan seperti helm, parasut cadangan, dan radio komunikasi wajib Anda bawa. Anda juga harus mengenakan sepatu dan celana panjang.

Satu lagi, Anda tidak boleh membawa barang terlalu berat. Biasanya minuman atau makanan masih diperbolehkan dalam jumlah terbatas.

Setelah siap, Anda akan melayang ke arah laut, lalu dibawa angin dan parasut. Anda sepenuhnya bergantung pada angin timur, yang bertiup dari laut ke darat.

Di angkasa Anda tinggal menikmati pemandangan orang memancing ikan dan petani rumput laut bekerja di birunya air laut.

Anda bisa menikmati indahnya laut dari ketinggian sambil melayang layaknya elang selama 20 menit sepanjang sekitar 15 km.

Berada di ketinggian melawan gravitasi, Anda akan merasakan sensasi yang tak bisa dijelaskan. Terasa lepas dan bebas.

Saat musim terbang, wisatawan yang menikmati atraksi ini mencapai 50 – 60 orang dalam sehari. Sebagian besar Australia, Eropa, dan Asia. (Ant)

(Baca juga: Punya 700 Mobil, 43 Pesawat Terbang, dan 20 Istana, Presiden Mana yang Bisa Menandingi Kekayaan Vladimir Putin?)

Do & Don’t:

Bali Paraglider Club

Alamat: Kompleks Pertokoan Sudirman Agung Blok B-26, Jln. Jend. Sudirman, Denpasar

Telepon : 0361-7917873, 0818-05 644 288

Website: www.baliparagliders.com

Lokasi atraksi: Bukit Timbis, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung

Waktu beratraksi: April - November, pukul 09.00-18.00 WITA.

Waktu terbaik beratraksi: Juni - Oktober, menjelang sunset.

Fasilitas pendukung : Warung-warung kecil milik warga setempat di tempat untuk terbang.

(Seperti pernah dimuat di Buku Where To Go Bali – Intisari)