Find Us On Social Media :

Benarkah Ibu yang Lahirkan Anak Secara Caesar Bukan Ibu yang Sempurna Seperti Kata Ibu Muda Ini? Simak 4 Fakta Ini!

By Ade Sulaeman, Kamis, 10 Agustus 2017 | 18:00 WIB

Tidak hanya itu. Studi yang dimuat di Current Women’s Health Review (Mei 2013) juga menambahkan risiko luka di kantong kemih sebagai salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi pada persalinan caesar.

(Baca juga: Hubungan Seks Pasca Operasi Caesar)

2. Gangguan venous thromboembolism (VTE) pascamelahirkan.

Studi yang dimuat di jurnal CHEST (September 2016) memperlihatkan, ibu yang menjalani persalinan caesar memiliki kemungkinan empat kali lipat lebih besar mengalami gangguan pembuluh darah VTE, yang dipicu oleh faktor pembekuan darah yang tidak normal.

Tingginya prevalensi ini dibandingkan dengan angka kejadian pada ibu yang melahirkan secara normal.

“Persalinan caesar itu sendiri merupakan faktor risiko independen terhadap kemungkinan terjadinya VTE di periode pascamelahirkan. Dalam masa kritis ini, ibu yang melalui persalinan caesar dapat mengalami proses pembekuan darah yang lebih aktif dibandingkan ibu yang melahirkan secara normal. Sekitar 3 kasus VTE dapat terjadi untuk setiap 1.000 persalinan caesar,” kata peneliti utama Marc Blondon dari Divisi Angiology and Hemostasis, Geneva University Hospitals, Jenewa, Swiss.

3. Berjuang melahirkan sendiri

Operasi melahirkan caesar sama dengan operasi bedah lainnya, penuh sayatan, darah, dan operasi yang memakan waktu lama.

Bolehlah Ibu yang melahirkan normal senang karena saat melahirkan, ada suami yang mendampingi.

Ibu bisa menjerit, mencakar suami, atau memegang tangannya erat-erat.

Tapi lihatlah ibu-ibu yang melahirkan caesar, mereka harus melahirkan tanpa orang terdekat yang menemani, hanya dokter dan perawat.

Semua dilakukan demi sang buah  hati yang akan dilahirkannya.