Find Us On Social Media :

Pertempuran Amerika-Vietnam di La Drang Membuktikan, Taktik Gerilya ala Jenderal Soedirman yang Diterapkan Keduanya Sangat Ampuh

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 8 Agustus 2017 | 20:15 WIB

Lewat tengah hari secara tiba-tiba pasukan Vit Cong dan NVA yang telah menunggu melancarkan tembakan.   

Pertempuran sengit pun pecah di hutan pegunungan yang banyak ditumbuhi rumput gajah itu.

Taktik bertempur pasukan AS adalah menggukan taktik supit urang seperti yang diterapkan oleh Panglima Besar Soedirman dalam Palagan Ambarawa.

Taktik itu adalah  menjepit posisi musuh dari arah sayap kiri dan kanan.

Musuh yang kemudian mundur lalu akan dikejar oleh sejumlah peleton tentara sementara peleton lainnya bertahan di posisi sambil mempertahankan perimeter sekaligus berperan sebagai pasukan pemburu cadangan.

Tapi peleton yang terlalu bersemangat memburu Viet Cong yang mundur kadang terpisah dari pasukan induknya sehingga malah terjebak.

Peleton tersebut itu akhirnya justru  menjadi bulan-bulanan Viet Cong yang telah menunggu dan kemudian menyergapnya dari posisi sayap kanan serta kiri menggunakan taktik tempur hit and run.

(Baca juga: Pertempuran Iwo Jima pada Perang Dunia II Laiknya Misi Bunuh Diri Massal Puluhan Ribu Pasukan Sekutu, Kok Bisa?)

Terlalu bersemangat mengejar musuh kemudian masuk jebakan dan dihujani tembakan dialami oleh salah satu peleton Bravo Company, Peleton II,  yang dipimpin oleh Letnan Henry Herrick. 

Setelah pada menit-menit awal pasukannya berhasil membunuh puluhan Viet Cong, dalam pertempuran sengit yang berlangsung 25 menit, Letnan Herrick telah kehilangan lima orang anak buahnya.

Letnan Herrick yang sedang meminta bantuan lewat radio bahkan menyusul tewas setelah kepalnya dihantam peluru sniper Viet Cong.

Tapi pesan Letnan Herrick untuk meminta bantuan tembakan artileri dan gempuran udara ternyata diterima oleh Kapten Herren.