Penulis
Intisari-Online.com – Suatu hari seorang supervisor konstruksi dari lantai enam memanggil seorang pekerja yang sedang berada di lantai dasar.
Karena suara bising pekerjaan konstruksi, pekerja di lantai asar tidak mendengar atasannya memanggilnya.
Untuk menarik perhatian pekerja, atasan itu mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dari atas yang jatuh tepat di depan pekerja.
(Baca juga:Hati yang Luas, Kunci Mengalirnya Berkat Tuhan)
Pekerja itu mengambil uang sepuluh ribu tadi, lalu memasukkannya ke dalam sakunya dan melanjutkan pekerjaannya.
Sekali lagi, untuk menarik perhatian pekerja, atasan itu sekarang mengeluarkan uang kertas lima puluh ribu dan pekerja itu melakukan hal yang sama. Mengambil uang kertas itu, memasukkannya ke dalam sakunya dan melanjutkan pekerjaannya.
Sekarang, untuk menarik perhatian pekerja, atasan itu mengambil batu kecil dan melempar pekerja itu.
Batu itu mengenai kepala pekerja. Kali ini pekerja itu mendongak dan sang atasan bisa berkomunikasi dengan pekerja itu.
Kisah ini sama dengan kehidupan kita. Tuhan dari atas ingin berkomunikasi dengan kita, tapi kita sibuk melakukan pekerjaan duniawi kita.
Kemudian Tuhan memberi kita hadiah kecil dan kita menyimpannya tanpa melihat dari mana kita mendapatkannya.
(Baca juga:Sesama Otak Manusia Bisa Langsung Berkomunikasi
Kemudian Tuhan memberi kita sejumlah hadiah yang sama. Kita mengambil hadiah itu tanpa melihat dari mana asalnya dan tanpa berterima kasih kepada Tuhan. Kita katakan saja kita beruntung.
Lalu saat kita dipukul dengan batu kecil, yang kita sebut masalah, maka kita mendongak dan kita berkomunikasi dengan Tuhan.
Untuk itu, setiap kali kita mendapatkan hadiah, kita harus bersyukur kepada Tuhan dengan segera, dan jangan menunggu sampai kita terlempar batu kecil, lalu kita berkomunikasi dengan Tuhan.