Intisari-Online.com -Ada seorang bocah kecil yang ingin bertemu Tuhan. Ia tahu, dibutuhkan perjalanan panjang untuk bisa berjumpa dengan-Nya, sehinga ia mengemas tasnya dengan kue Twinkie dan enam kaleng root beer. Ia punmemulai perjanalannya.
Ketika baru berjalan tiga blok, ia bertemu dengan seorang perempuan tua asing. Ia sedang duduk di taman, sedang asyik melihat beberapa merpati.
Anak itu lalu duduk di sampingnya, membuka tasnya. Ia hendak mengambil minumannya ketika ia melihat perempuan tua itu tampak kelaparan. Ia pun menawarinya Twinkie. Perempuan itu berterimakasih dan tersenyum kepada bocah itu. Senyuman itu begitu indah sehingga anak itu ingin melihatnya lagi. Ia pun menawarinya minuman. Sekali lagi, perempuan itu tersenyum. Anak itu senang bukan main!
Sepanjang hari, mereka duduk di sana, makan dan saling melempar senyuman; tapi mereka tak pernah mengatakan sepatah kata pun.
Saat hari mulai gelap, si bocah sadar bahwa dirinya lelah. Ia pun bangkit dan pergi. Tapi belum beberapa langkah, ia berbalik, berlari kembali ke perempuan tua itu, dan memeluknya. Perempuan itu memberinya senyuman terindahnya.
Ketika bocah itu membuka pintu rumahnya tak lama kemudian, ibunya terkejut melihat raut muka si bocah. Ia tampak begitu gembira. “Apa yang kamu lakukan hari ini yang membuatmu begitu bahagia?” tanya si ibu. Bocah itu menjawab, “Aku baru saja makan siang dengan Tuhan.” Sebelum ibunya merespon, ia menambahkan, “Kau tahu, Bu, ia punya senyum paling indah yang pernah kulihat.”
Sementara itu, perempuan tua tadi, juga berseri-seri dan bersukacita. Ketika kembali ke rumah, anaknya menangkap aura penuh kedamaian di wajahnya. Anaknya pun bertanya, “Ibu, apa yang kau lakukan sehingga kau tampak bahagia?” Perempuan itu menjawab, “Aku baru saja makan siang dengan Tuhan.” Dan sebelum anaknya menimpali, ia menambahkan, “Kau tahu, ia jauh lebih muda dari yang kubayangkan.”