Penulis
Intisari-Online.com – Belum lama ini, divisi DeepMind Google sedang mengembangkan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan.
Tujuannya agar mereka bisa memprediksi masa depan.
Jika Google baru saja memulai langkahnya tentang AI, Facebook malah menutup dua kecerdasan buatan mereka.
Mengapa?
Dilansir independent.co.uk, dua chatbots telah diketahui menciptakan perubahan untuk mereka sendiri.
Memang tujuannya agar lebih mudah bagi mereka untuk bekerja namun sangat misterius bagi manusia yang membuat mereka.
Ini terjadi saat Facebook menantang keduanya untuk bernegosiasi mengenai sebuah perdagangan serta mencoba menukar kopi, bola, dan buku dengan masing-masing nilai tertentu.
Setelah itu, mereka saling berbicara satu sama lain dalam bahasa aneh yang hanya mereka mengerti tapi tidak bisa dipahami manusia.
Berikut transkip pembicaran kedua robot ini yang bisa ditangkap manusia:
Bob: saya bisa saya segala sesuatu yang lain. . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola tidak ada berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
Bob: kamu saya segala sesuatu yang lain. . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola mempunyai bola saya berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
Bob: saya saya bisa saya saya saya segala sesuatu yang lain. . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola mempunyai bola saya berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
Bob: saya. . . . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola mempunyai bola saya berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
Bob: kamu saya saya saya saya saya segala sesuatu yang lain. . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola memiliki 0 berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
Bob: kamu saya saya saya segala sesuatu yang lain. . . . . . . . . . . . . .
Alice: bola tidak ada berikan kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku kepadaku
(Baca juga:Dengan Kecerdasan Buatannya, LINE Ingin Menegakkan Kembali Generasi Menunduk)
Menurut ahli bahasa, Mark Liberman, ada beberapa peraturan dalam perbincangan tersebut.
Seperti cara setiap chatbots yang terus menekankan nama mereka sendiri.
Memang beberapa negosiasi yang dilakukan dalam bahasa aneh ini berakhir dengan sukses.
Tapi tidak mungkin bahasa tersebut menjadi pendahulu bentuk baru ucapan manusia.
“Bahasa robot seluruhnya berbasis teks. Sementara bahasa manusia semua pada dasarnya diucapkan atau diberi isyarat dengan teks sebagai tambahan,” tutur Mark.
“Di luar itu, tidak jelas bahwa proses ini menghasilkan sebuah sistem dengan jenis kata, frasa, dan struktur kalimat yang karakteristik bahasa manusia.”
Selain itu, chatbots juga belajar bernegosiasi dengan cara yang nampak sangat manusiawi.
Misalnya, mereka berpura-pura tertarik pada barang tertentu.
Melihat kejadian ini, divisi penelitian Kecerdasan Buatan Facebook mematikan dua chatbots tersebut.
Bahaya juga yah kalau para robot ini saling berkomunikasi tanpa kita ketahui artinya…