Find Us On Social Media :

Resto Sambara Melestarikan Makanan Tradisional Sunda yang Terlupakan, Suananya Sunda Banget

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 30 Juli 2017 | 10:00 WIB

Restoran Sambara

Intisari-Online.com – "Simkuring mi karesep katuangan tradisional bangsa sorangan, katuangan rakyat sering dipopohokeun." (Kita menyukai makanan tradisional bangsa sendiri, makanan rakyat yang sering dilupakan).

Sebaris kalimat dalam bahasa Sunda ini terpampang di dinding resto Sambara, ditulis di atas lukisan suasana pedesaan di wilayah Pasundan.

Ini menggambarkan keseriusan resto Sunda kepunyaan Ichsan Ekanegara dalam melestarikan tradisi dan kuliner tanah Pasundan yang hampir terabaikan.

(Baca juga: Seperti Apa Rumah Makan Padang di Kampung Asalnya?)

Di Bandung, rumah makan yang menawarkan menu Sunda jumlahnya bejibun.

Namun, tak  banyak resto Sunda yang hadir dengan desain modern dan sentuhan tradisi Sunda yang kental seperti Sambara.

Aksen bambu dan batik motif Sunda yang dihadirkan dalam interior ruang santap, serta alunan musik tradisional Sunda (kecapi, angklung), semakin menguatkan nuansa Pasundan.

Belakangan, resto ini mulai mengembangkan bisnisnya hingga ke luar kota.

Selain di Bandung, resto Sambara juga berjaya di beberapa kota lainnya, di Jakarta (Jln. Cipete Raya dan Jln. Wolter Monginsidi) dan Semarang (Jln. Brigjen Katamso).

Nama Sambara diambil dari bahasa Sunda "samara" yang berarti bumbu. Sebab, keunggulan cita rasa masakan yang disajikan di sini benar-benar bertumpu pada racikan bumbu masak yang mirasa.

(Baca juga: Perkedel Bondon di Tengah Malam, Orang Sunda Tak Boleh Berpikir 'Jorok')

Kelezatan masakannya bisa dibuktikan melalui puluhan lauk-pauk yang ditata berbaris di atas meja prasmanan, digelar dalam tampah bambu beralas daun pisang.