Find Us On Social Media :

Inilah 10 Negara yang Pernah Lakukan Redenominasi Mata Uang, Apakah Selalu Berhasil?

By Ade Sulaeman, Rabu, 26 Juli 2017 | 15:25 WIB

Uang baru NKRI

Intisari-Online.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardoyo, telah mengklaim mendapat izin dari Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan proses Rancangan Undang-Undang Redenominasi Mata Uang.

“Presiden menyambut baik RUU ini. Nantinya akan dipresentasikan di dalam sidang kabinet. Kemudian kami akan bicarakan dengan DPR,” ucap Agus dikutip dari kompas.com.

Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.

Contoh, nilai uang Rp10.000 akan disederhanakan menjadi Rp10 atau Rp100.000 disederhanakan menjadi Rp100.

Sebenarnya, redenominasi bukanlah hal baru dalam perekonomian dunia. Sudah ada beberapa negara yang melakukannya.

(Baca juga: Uang NKRI Bukan Hasil Redenominasi)

Berikut 10 negara yang pernah lakukan redenominasi mata uang mereka dilansir dalam jurnal The Economics of Currency Redenomination: An Appraisal of CBN Redenomination Proposal karya Dogarawa Ahmad Bello tahun 2007.

1. Brasil. Negara ini mengurangi 18 angka nol pada 1967, 1970, 1986, 1989, 1993 dan 1994.

2. Argentina. Negara ini mengurangi 13 angka nol pada 1997, 1983, 1985, dan 1992.

3. Israel. Negara ini mengurangi 9 angka nol pada 1980 sampai 1985.

4. Bolivia. Negara ini mengurangi 9 angka nol pada 1963 dan 1987.

5. Peru. Negara ini mengurangi 6 angka nol pada 1985 dan 1991.

6. Turki. Negara ini mengurangi 6 angka nol pada 2005.

7. Ukraina. Negara ini mengurangi 5 angka nol pada 1996.

8. Polandia. Negara ini mengurangi 4 angka nol pada 1995.

9. Meksiko. Negara ini mengurangi 3 angka nol pada 1993.

10. Rusia. Negara ini mengurangi 3 angka nol pada 1947, 1961, dan 1998.

(Baca juga: BI: Berhenti Sebarkan Informasi Sesat soal Keabsahan Uang NKRI?)

Tapi tidak semua negara tersebut sukses melakukan redenominasi.

Turki merupakan salah satu negara yang sukses menerapkan kebijakan redenominasi.

Sementara Rusia, Brasil, dan Argentina dianggap gagal menerapkan redonominasi.

Mereka gagal mengendalikan inflasi dan tidak mampu mendorong pertumbuhan.