Penduduk Hawaii Lakukan Latihan Keselamatan Menghadapi Serangan Nuklir Korut, Benarkah Mereka Tak Percaya Militer AS?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Penduduk Hawaii melakukan latihan keselamatan menghadapi nuklir

Intisari-Online.com - Latihan keselamatan untuk menghadapi serangan nuklir Korea Utara dilakukan penduduk Hawaii.

Latihan ini dilakukan setelah para petinggi militer AS meyakini bahwa rudal jarak jauh Hwasong-14 milik Korut utu bisa menjangkau kawasan Hawaii dan Alaska.

Latihan itu sekaligus mencerminkan warga AS yang tidak memiliki kepercayaan penuh terhadap sistem pertahanan rudal militer AS yang kemungkinan tidak bisa bekerja secara maksimal.

(Baca juga:Rudal Balistik Hwasong-12 Kian Membuat Pamor Kim Jong-un Melambung, Sebaliknya Donald Trump Semakin Meredup)

Selain itu ancaman serangan rudal nuklir Korut yang terus digembar-gemborkan kepada pemerintah AS juga telah menimbulkan “korban”. Tak lain, korban itu adalah Presiden AS Donald Trump sendiri.

Stasiun televisi ABC yang mencoba mengadakan jajak pendapat terkait kemampuan Presiden Donald Trump dalam kinerjanya untuk menangani masalah nuklir dengan Korut ternyata hasilnya mengejutkan.

Tingkat kepercayaan masyarakat AS menurun hinggga 63% sedangkan masyarakat AS yang percaya atau puas atas kinerja Presiden Trump dalam menangani konflik dengan Korut hanya 36%.

Bagi masyarakat AS yang tidak percaya terhadap kinerja Presiden Trump terkait ancaman nuklir Korut, mereka malah mengatakan “Presiden Trump sedang memutar jarum jam yang arahnya menuju kehancuran.”

Pelatihan untuk menghadapi serangan nuklir Korut bagi masyarakat Hawai bahkan mencerminkan rasa pesimis karena fasilitas keselamatan yang dimiliki merupakan peninggalan konflik di era Perang Dingin.

(Baca juga:Ambil Bebatuan di Gunung Berapi di Hawaii yang Bertulah, Keluarga Ini Mendapat “Ganjaran yang Setimpal”)

Namun, kendati bencana nuklir sesungguhnya sangat sulit diatasi, pelatihan yang dilaksanakan ini minimal bisa memberikan langkah antisipatif terhadap tiap individu untuk bereaksi secara sistematis.

Langkah itu antara lain setiap individu selalu memiliki persediaan makanan dan minuman yang dikemas secara rapat dan ditaruh dalam wadah yang kuat sehingga tidak mudah hancur.

Tiap individu atau keluarga juga mesti menyiapkan baterai untuk menghidupkan radio, lampu, alat komunikasi mengingat handphone serta laptop dipastikan lumpuh ketika terjadi ledakan nuklir.

Mereka juga dinstruksikan membangun rumah dengan tembok atau kamar-kamar yang tebal.

Ketika terjadi serangan nuklir semua jendela ditutup rapat-rapat untuk mencegah efek radiasi.

(Baca juga:Diam-diam, Rusia Siapkan ‘Kereta Hantu’ dan ‘Rudal Nuklir Setan’ untuk Hancurkan AS dan Sekutunya)

Artikel Terkait