Find Us On Social Media :

Inilah Beragam Alasan Aplikasi Telegram Sangat Disukai para Teroris

By Ade Sulaeman, Jumat, 21 Juli 2017 | 18:30 WIB

Telegram dianggap kerap digunakan oleh jaringan terorisme

Kombinasi beberapa fasilitas berbeda ini, menurut Parker, memudahkan grup teroris seperti ISIS dalam memakai Telegram sebagai “pusat komando dan kendali”.

Seorang teroris, misalnya, bisa memperoleh video sebuah serangan teror lewat Secret Chat, lalu menyebarkannya ke follower di Channel sebagai propaganda.

“Mereka berkumpul di Telegram, lalu pergi ke platform lain yang berbeda-beda. Informasinya dimulai di Telegram, lalu menyebar ke Twitter dan Facebook,” ujar Parker, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Vox, Sabtu (15/7/2017).

Gampang masuk, susah keluar

Meski menerapkan keamanan ketat dalam hal privasi, bergabung dengan Telegram relatif gampang.

Pengguna cukup menyediakan nomor ponsel untuk menerima kode akses, yang kemudian dipakai untuk membuka akun.

Pakar kontra terorisme, Ahmet S. Yayla dari George Mason University menyebutkan bahwa teroris biasanya memakai satu nomor telepon untuk aktivasi, tapi justru memakai nomor lain ketika menggunakan Telegram

“Kartu SIM yang Anda pakai untuk membuka akun Telegram tak harus sama dengan kartu SIM yang Anda pakai di telepon untuk mengakses aplikasi,” ujar Yayla.

Dengan demikian, bukan hanya teroris jadi lebih sulit dilacak oleh pihak kepolisian, tetapi mereka juga bisa dengan mudah membuat akun baru, begitu yang lama terendus pihak berwajib.

Selain gampang masuk, teroris pun sulit dikeluarkan dari Telegram.

Menurut Todd Helmus, pakar terorisme dan media sosial dari RAND Corporation, dua tahun lalu, platform medsos favorit ISIS bukanlah Telegram, melainkan Twitter.

Namun kemudian Twitter bersama platform mainstream lain seperti Facebook dan Instagram berupaya memburu dan menutup akun-akun teroris di jejaring masing-masing.