Find Us On Social Media :

‘Souvenir’ Tangan Mumi Korban Perkosaan dan Pembunuhan para Imam yang Membawa Petaka

By Ade Sulaeman, Kamis, 20 Juli 2017 | 19:00 WIB

Mumi janin ini dikira burung

Dalam surat kepada teman lamanya, seorang pakar arkeologi bernama Lord Carnarvon, Hamon menulis bahwa dia meletakkan tangan itu perlahan-lahan di tungku perapian dan membacakan kutipan dari Egyptian Book of the Dead.

Ketika menutup buku itu tiba-tiba terdengar gemuruh halilintar yang mengguncang rumah itu hingga listrik mati dan keadaan gelap total.

Pintu terbuka lebar karena tiupan angin yang keras.

Hamon dan istrinya terjatuh ke lantai dan terbaring di lantai yang dingin itu. Ketika membuka matanya, mereka melihat sesosok wanita.

Hamon melukiskannya sebagai berikut, "Dia memakai jubah kerajaan Mesir disertai mahkota ular kobra Kerajaan Faraoh yang gemerlap di atas kepalanya.".

Tangan kanan wanita itu tampak putus.

Sosok itu kemudian membungkuk ke atas perapian dan kemudian lenyap secara tiba-tiba sebagaimana kemunculannya.

Tangan terputus tadi menghilang bersamanya dan tidak pernah muncul lagi.

Empat hari kemudian, Hamon membaca bahwa ekspedisi Carnarvon berhasil menemukan makam Tutankhamun dan berniat masuk ke dalamnya meski sudah ada tulisan kuno berisi larangan yang terpasang di ambang pintu makam itu.

Dari rumah sakit, tempat dia dan istrinya dirawat karena mengalami syok hebat, Hamon mengirim surat kepada temannya itu agar membatalkan niatnya.

Dia menulis, "Saya sadar bahwa para leluhur Mesir memiliki pengetahuan dan kekuatan yang tidak kita pahami hingga hari ini. Demi Tuhan, saya mohon agar Anda berhati-hati."

Carnarvon mengabaikan surat itu dan tidak lama kemudian dia ditemukan mati akibat terinfeksi gigitan nyamuk.

Satu per satu anggota ekspedisi juga mengikutinya ke liang kubur yang kemudian kini dikenal sebagai Kutukan Raja Faraoh.

(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)