Find Us On Social Media :

Meski Menang Perang, Pejuang Kurdi Tetap Yakin Pemimpin Tertinggi ISIS Masih Hidup

By Ade Sulaeman, Kamis, 20 Juli 2017 | 14:15 WIB

Pemimpin ISIS al-Baghdadi

Intisari-Online.com - Para pejuang Kurdi yang dikenal sebagai Phesmerga dan para perwira dari pasukan reguler Irak yang telah sukses menaklukkan kelompok militan ISIS di kota Mosul meyakini jika pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi sebenarnya masih hidup.

Pernyataan dari para pejuang Phesmerga yang notabene merupakan sekutu AS dalam peperangan di Suriah dan Irak itu sebenarnya telah menggusarkan militer AS.

Pasalnya militer AS telah menyatakan secara resmi bahwa al-Baghdadi telah tewas oleh serangan udara yang dilancarkan militer AS sebelum kota Mosul berhasil direbut.

Apalagi para anggota ISIS juga sudah menyatakan bahwa al-Baghdadi telah tewas akibat gempuran udara militer AS.

Dalam tradisi militer yang dianut oleh pasukan-pasukan khusus dunia (special forces) jika dalam operasi tempurnya mereka telah berhasil membunuh musuh, maka musuh itu harus ditemukan mayatnya sebagai bukti fisik.

(Baca juga: Ratusan WNI Terafiliasi ISIS akan Dideportasi, Menhan: Enggak Usah Balik, Berjuang Saja di Sana Sampai Mati)

Tapi al-Baghdadi yang dinyatakan sudah tewas ternyata belum ditemukan jasadnya meskipun para kombatan Phesmerga dan pasukan antiteror Irak telah melakukan pencarian.

Berdasarkan laporan intelijen Phesmerga, al-Baghdadi bahkan diyakini masih hidup dan sedang bersembunyi di suatu tempat di Ragga, Suriah.

Militer AS sementara ini  menganggap berita tentang al-Baghdadi masih hidup sebagai propaganda ISIS.

Pasalnya untuk mempertahankan keberadaan dan demi merekrut anggota baru, pemberitaan bahwa al-Baghdadi masih hidup sangat penting bagi ISIS.

Dalam strategi terorisme mengkultuskan seorang tokoh tertentu sebagai simbol ideologi sangat penting demi menarik perhatian para simpatisan.

(Baca juga: Rencana Deportasi WNI Terafiliasi ISIS: Benarkah 'Mantan' Anggota ISIS Bisa Insaf?)

Banyak anggota ISIS dari berbagai negara turut bergabung karena menganggumi tokohnya sebagai petarung dan bukan karena ideologi ISIS itu sendiri.

Dalam praktek untuk menangani pengikutnya yang umumnya diwajibkan untuk memiliki kemampuan tempur, ISIS bahkan menerapkan sistem ala tentara bayaran.

Tiap anggota kombatan ISIS digaji sesuai dengan peringkat dan kondisi keluarganya.

Semua anggota ISIS juga harus patuh kepada pimpinannya, khususnya pemimpin tertinggi al-Baghdadi yang fatwa-fatwanya dipatuhi para anggota ISIS.

Jika al-Baghdadi yang diyakini oleh militer AS telah tewas tapi terus diberitakan oleh ISIS bahwa pemimpin tertingginya masih hidup, maka bisa disimpukan ISIS sedang melancarkan perang urat syaraf demi eksistensi dan mencari simpati.