Find Us On Social Media :

Bila Ingin Sukses, Jangan Terus Melihat Penghalang yang Ada di Depan Mata

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 18 Juli 2017 | 21:00 WIB

Kerja keras akan dibayar dengan kesuksesan

Intisari-Online.com – Dalam sebuah penelitian, seorang ahli biologi kelautan menempatkan ikan hiu ke dalam sebuah tangki penampung besar dan kemudian melepaskan beberapa umpan ikan kecil ke dalam tangki.

Seperti yang diharapkan, hiu dengan cepat berenang mengelilingi tangki, menyerang, dan memakan ikan yang lebih kecil.

(Baca juga: Ingin Sukses? Mulailah Dari Hal yang Kau Sukai)

Ahli biologi kelautan kemudian memasukkan sepotong fiberglass bening ke dalam tangki, yang membuat dua partisi terpisah.

Ini menjadikan hiu berada di satu sisi fiberglass dan satu set umpan ikan baru di sisi lain.

Sekali lagi, hiu itu dengan cepat menyerang. Kali ini, hiu itu membanting badannya ke pembatas fiberglass dan terpental.

Tanpa terpengaruh, hiu itu terus mengulangi perilaku tersebut namun beberapa menit sia-sia.

Sementara itu, umpan ikan kecil yang berenang di sekitar kedua partisi itu tidak terluka sedikit pun.

Akhirnya sekitar satu jam mencoba, hiu itu pun menyerah.

Eksperimen itu diulang beberapa kali dalam beberapa minggu kemudian.

Setiap saat, hiu itu menjadi kurang agresif dan melakukan sedikit usaha untuk menyerang umpan ikan, sampai akhirnya hiu itu bosan membenturkan diri pada pembatas fiberglass dan berhenti menyerang sama sekali.

Ahli biologi kelautan itu kemudian melepaskan pembatas fiberglass, tapi hiu itu tidak menyerang lagi.

Hiu itu dilatih untuk percaya bahwa ada penghalang di antara ia dan umpan ikan kecil, sehingga umpan ikan itu bebas dari bahaya dan berenang ke mana pun mereka mau.

Banyak dari kita, setelah mengalami kemunduran dan kegagalan, secara emosional menyerah dan berhenti mencoba.

(Baca juga: Lance Armstrong: Kanker Tak Menjadi Penghalang Berprestasi)

Seperti hiu dalam cerita itu, kita percaya bahwa karena kita tidak berhasil di masa lalu, maka kita pasti akan selalu tidak berhasil.

Dengan kata lain, kita terus melihat penghalang di kepala kita, bahkan bila tidak ada penghalang “nyata” antara tempat kita berada dan ke mana kita ingin melakukannya.