Jika Benar-benar Terjadi Ledakan Nuklir, Inilah 4 Barang yang Harus Kita Bawa untuk Bertahan Hidup

Intisari-Online.com – Dalam beberapa bulan terakhir, dunia dikhawatirkan dengan akan adanya perang nuklir.

Hal ini dikarenakan ada rencana bahwa militer Amerika Serikat akan menyerang Korea Utara setelah negara ini tetap melakukan uji coba penembakkan rudal balistik jarak menengah.

(Baca juga:Tak Mau Kalah dari Korea Utara, Pakistan Juga Luncukan Rudal yang Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir dari Kapal Selam)

Tidak hanya kedua negara ini saja yang terkait. China, Korea Selatan, dan Rusia juga sama-sama terlibat.

Mengingat China bersekutu dan Korea Utara sementara Amerika Serikat bersama Korea Selatan. Belum lagi, hubungan Amerika Serikat, China, dan Rusia tidak baik.

Jika terjadi serangan nuklir, cara paling aman untuk melindungi diri adalah berlindung di bunker bawah tanah.

Setidaknya, kita harus berlindung selama 48 jam setelah ledakan untuk menghindari radiasi.

Untuk berjaga-jaga, Brooke Buddemeier, seorang ahli radiasi dan fisikawan kesehatan di Lawrence Livermore National Laboratory, merekomendasikan 4 barang yang harus kita bawa untuk bertahan hidup setelah ledakan nuklir terjadi.

Dilansir dari businesinsider.co.id, berikut 4 barang tersebut:

1. Radio konvensional untuk menerima siaran darurat.

2. Satu galon air per orang per hari.

3. Makanan berprotein.

4. Obat-obatan jika kita memiliki riwayat penyakit.

Dibanding barang lain, 4 barang ini diprioritaskan bersama kita selama berada di tempat perlindungan.

Brooke juga menegaskan jangan membawa barang yang tidak perlu setelah ledakan.

Untuk melengkapi 4 barang menurut Brooke, Badan Manajemen Keadaan Darurat AS juga memberikan tambahan barang yang bisa bawa.

(Baca juga:Kehilangan Salah Satu Kaki saat Perang, Wanita Mantan Marinir Ini Malah Makin Jago Memanjat Tebing)

Barang tersebut antara lain, senter, P3K, peluit, masker, tang atau alat pembuka makanan kaleng, dan peta.

Tapi semoga tidak pernah terjadi perang nuklir.

Tag: Perang nuklir, nuklir, Korea Utara, Korea Selatan, China, Rusia, Amerika Serikat,