Find Us On Social Media :

Kisah Ahmad yang Tetap Setia Berjualan Asinan Buah Sejak Zaman Soekarno

By Agus Surono, Kamis, 13 Juli 2017 | 21:15 WIB

Dengan terbungkuk-bungkuk Ahmad (81) menyusuri jalanan Jakarta.

Intisari-Online.com - Bukan rahasia lagi hidup di kota-kota besar seperti Jakarta tidak hanya menguras kantong tetapi juga tenaga.

Jakarta memang lekat dengan udara panas, macet, dan gaya hidup hedonisme.

Namun, di beberapa sudut ibu kota masih ada kehidupan yang bertentangan dengan stereotip tersebut.

Ahmad misalnya.

Di tengah panas terik matahari, kakek berusia 81 tahun ini masih semangat menjajakan asinan buah buatan istrinya.

Dilansir dari siaran Kompas TV di Facebook, Ahmad berangkat dari kontrakannya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan sekitar pukul 08.30 WIB.

(Baca juga: Lezat dan Sehat Asinan Lan Jin)

Biasanya, Ahmad yang akrab disapa Babe ini menjajakan asinan di sekitar jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.

Sambil jalan terbungkuk-bungkuk, Babe mendorong gerobak yang berisi dagangan. Badannya memang sudah lama membungkuk akibat pengapuran tulang.

Lantaran kondisinya yang sudah renta, sering kali Babe harus mengehentikan perjalanan untuk istirahat. Ia memang sudah tak sanggup berjalan terlalu lama apalagi jarak jauh. Bahkan tangannya tampak gemetar ketika menata bungkusan asinan di dalam gerobak.

Namun, apa daya, Babe tak mau hanya berpangku tangan demi menafkahi keluarga. Visi Babe, "Pantang Pulang sebelum Asinan Laku Terjual".

Lebih lanjut, ketika diwawancara oleh reporter Kompas TV, Desi Hartini, Babe mengaku melakukan pekerjaan ini sejak 1985. Namun, sebelumnya Babe mengawali usahanya dengan berjualan buah sejak zaman Soekarno.