Find Us On Social Media :

Kekuatan ISIS di Mosul Memang Berhasil Dihancurkan, Tetapi Dengan Bayaran yang Sangat Mahal

By Ade Sulaeman, Rabu, 12 Juli 2017 | 13:30 WIB

Tawanan militan ISIS

Intisari-Online.com - Setelah selama satu bulan pasukan Irak yang didukung pasukan koalisi pimpinan AS melancarkan serangan habis-habisan terhadap kekuatan ISIS di Mosul akhirnya kota tua itu berhasil dikuasai.

Sisa-sisa militan ISIS yang semula berprinsip untuk bertempur sampai mati ternyata banyak yang menyerah dan kemudian diarak keliling kota Mosul yang sudah hancur oleh pasukan reguler Irak.

Jatuhnya kota Mosul yang merupakan basis kekuatan ISIS itu menandai lumpuhnya ancaman teror oleh militan ISIS di Irak dalam jangka panjang.

Pasukan AS yang dalam pertempuran untuk menghancurkan kekuatan ISIS di Mosul bertugas memberikan dukungan gempuran udara dan darat bahkan menyatakan kekuatan ISIS di Irak sudah hancur menjadi abu dan tidak bisa bangki lagi.

Tapi upaya untuk menghancurkan kekuatan ISIS di Mosul ternyata harus dibayar mahal.

(Baca juga: Rebut Kota Tua Mosul, Pasukan Khusus Irak Pastikan ISIS Lenyap dari Negara Itu)

Selama satu bulan bertempur pasukan Irak yang dibantu pejuang Phesmerga Kurdi, militan Syiah, dan pasukan koalisi pimpinan AS telah kehilangan sedikitnya 1000 personel tempur.

Selain itu akibat peperangan yang didominasi oleh bombardemen udara dan gempuran meriam artileri itu juga telah mengakibatkan kota Mosul menjadi hancur lebur dan butuh waktu lama untuk memperbaikinya.

Namun, jatuhnya kota Mosul dan Ragga di Suriah yang semula menjadi basis kekuatan ISIS, sesungguhnya belum bisa menghancurkan kekuatan militan ISIS secara total.

Pasalnya militan ISIS saat ini sudah mulai membangun front tempurya yang baru, yakni di kawasan Afrika Utara dan Filipina.

(Baca juga: Abu Bakar Al Baghdadi Si Pemimin ISIS Ternyata Agen Mossad, Foto Ini Membuktikannya?)

Hingga saat ini pasukan pemerintah Filipina yang sedang bertempur melawan militan Maute yang telah berafiliasi dengan ISIS di propinsi Marawi bahkan belum berhasil memenangkan pertempuran.

Keberadaan militan ISIS di Marawi menjadikan negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia harus meningkatkan kewaspadaannya mengingat ancaman militan ISIS sudah di depan mata.