Penulis
Intisari-Online.com – Alkisah, ada hutan yang sangat besar. DI pohon beringin yang besar, banyak burung gagak yang hinggap. Mereka egois dan sombong.
Mereka selalu bertengkar dengan burung lain.
(Baca juga:Jadi Orang Itu Jangan Terlalu Pelit, Memberi dan Berbagi itu Membahagiakan Diri Kita)
Perilaku ini membuat kesal burung lainnya. Mereka tidak memiliki teman, karena tidak ada yang menyukai mereka.
Saat musim hujan tiba, awal gelap tampak berkumpul di langit. Burung mynah kecil kembali ke sarangnya.
Saat ia melewati pohon beringin itu, hujan mulai turun. “Saya akan tinggal di sini untuk sementara waktu sampai hujan berhenti,” pikir mynah kecil.
Dan ia pun beristirahat di pohon beringin itu untuk sementara waktu.
Burung gagak yang egois melihatnya bertengger di pohon beringin. Salah satu dari mereka berteriak, “Turun dari pohon. Pohon ini milik kita.”
Burung mynah kecil itu dengan rendah hati memohon, “Cuacanya buruk dan sarangku jauh dari hutan ini. Tolong, biarkan saya beristirahat sejenak di pohon ini, saudaraku. Begitu hujan berhenti, saya akan kembali ke sarang.”
“Tinggalkan pohon beringin ini sekarang. Atau kami akan mematahkanmu,” kata burung gagak lainnya.
Tanpa ampun, burung gagak itu membuat takut mynah kecil. Tidak ada jalan lain selain terbang, pikir mynah.
Kemudian mynah kecil segera terbang ke pohon terdekat, di mana, untungnya, ia menemukan sebuah lubang di cabang yang patah. Ia berteduh di situ.
Tak lama kemudian, hujan semakin lebat diikuti badai petir. Angin bertiup dengan kecepatan tinggi. Bahkan daun dan dahan pun tidak cukup untuk memberi perlindungan pada burung gagak.
Banyak cabang dari pohon yang menjadi tempat berlindung gagak rusak dan patah oleh hujan es. Tapi mynah kecil aman di dalam lubang di pohon yang ditemukannya tadi.
Salah seekor gagak berkata, “Lihatlah mynah! Sungguh nyaman ia. Mari kita pergi ke sana.”
Gagak yang lain berkata, “Saya tidak berpikir bahwa ia akan membiarkan kita berbagi lubang itu. Kita tidak memiliki simpati untuknya saat ia membutuhkan pohon ini.”
Kemudian gagak lain berkata, “Seharusnya kita tidak bersikap kasar. Kita lupa bahwa kita mungkin perlu bantuannya suatu hari nanti.”
Tiba-tiba burung mynah kecil itu berseru, “Ayo! Sini teman-teman! Datanglah ke tempat kosong ini. Atau kalian akan terluka nanti. Hujan tidak akan segera berhenti. Tampaknya hujan ini akan lama berhentinya.”
Burung gagak itu pun terbang ke tempat yang kosong. Mereka mengucapkan terima kasih kepada mynah. “Kami minta maaf karena tidak baik kepadamu, teman! Sekarang kami tidak akan pernah egois lagi.”
(Baca juga:Yakinlah, Kita Pasti Memiliki Sesuatu untuk Ditawarkan pada Mereka yang Membutuhkan)
Kemudian burung gagak pun berlindung di tempat pohon kosong di mana mynah telah menemukan lubang di pohon itu.
Setelah beberapa lama, hujan pun berhenti. Semua burung terbang ke sarangnya masing-masing dengan senang hati sebagai teman baru.