Find Us On Social Media :

Jadi Orang Itu Jangan Terlalu Pelit, Memberi dan Berbagi itu Membahagiakan Diri Kita

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 1 Juli 2017 | 21:00 WIB

Berikan kesempatan pada anak untuk mengontrol uang

Intisari-Online.com – Sebagian orang percaya, menggunakan uang untuk diri sendiri lebih menyenangkan ketimbang memberikannya ke orang lain.

Dalam sebuah riset, masing-masing peserta diberi uang AS$5 (sekitar Rp73 ribu). Mereka diberi dua pilihan, membelanjakannya untuk diri sendiri atau memberikannya ke orang lain.

(Baca juga: Ayah Masa Kini Semakin Sadar Pentingnya Berbagi Peran dengan Istri)

Setelah diteliti, grup yang memilih untuk memberikan ke orang lain merasa lebih bahagia.

Lalu, apa yang terjadi saat kita berbagi?

Tubuh melepaskan oksitosin, biasa dikenal sebagai hormon cinta karena sering muncul saat kita berhubungan intim dan efektif meredakan stres.

Kadar oksitosin yang dilepaskan tubuh akan membuat kita makin berempati kepada orang lain dan ini menular (ke pihak penerima). Setidak-tidaknya hingga 2 jam ke depan.

Itulah kenapa, orang yang menerima kebaikan biasanya ingin membalas kebaikan yang diterimanya atau  melakukan kebaikan juga ke orang lain.

Berdasarkan riset, satu pemberian/kebaikan akan menginspirasi banyak kebaikan lain laiknya efek domino.

Saraf kesenangan di otak menyala, seolah-olah kita menjadi pihak penerima, bukan pemberi.

Hormon endorphin (zat kimia yang berkorelasi dengan rasa senang dan imunitas) dalam tubuh terpacu.

Adakah pengaruhnya bagi kesehatan tubuh bila kita bisa berbagi?