Intisari-Online.Com – Sangat mudah untuk terikat pada layar handphone kita dan tidak memperhatikan sekitar saat berjalan. Namun, hal itu tidak dilakukan remaja ini. Sudah dua minggu, Hamish Anderson selalu membelikan sarapan untuk dua gelandangan yang ia temui di jalan saat menuju sekolah. “Saya selalu melewati mereka dan suatu hari bertanya apakah mereka sudah sarapan. Ternyata, mereka jarang sekali sarapan. Hal itu membuat saya sedih,” ujar remaja berusia 13 tahun ini.
Menggunakan uang kembalian di sakunya, Hamish mulai mengunjungi kafe sekitar setiap pagi untuk membeli satu daging bacon dan sosis untuk Stuart dan Phillip, dua gelandangan yang selalu duduk di jembatan Princes Street dan Pero, Inggris. Ketika uang Hamish habis di minggu lalu, ia menggunduli kepalanya dengan tujuan mengumpulkan dana. Hamish ingin selalu memberikan sarapan kepada dua gelandangan itu.
Pihak kafe pun mengetahui apa yang sedang Hamish lakukan, mereka akhirnya memberikan diskon untuk setiap sarapan yang Hamish beli. “Suatu hari, pelayan di kafe Princes Pantry bertanya apakah saya menyukai sandwich buatan mereka. Saya mengatakan bahwa sarapan itu bukan untuk saya, melainkan untuk para gelandangan. Dari situ, mereka memberikan saya diskon. Dari seharga lima poundsterling jadi 3 poundsterling saja,” cerita Hamish.
Masalah gelandangan dan kemiskinan ini sangat mempengaruhi Hamish. Ia fokus kepada masalah tersebut dan kadang menonton film dokumenter tentang mereka. “Hal itu membuat saya marah kepada pemerintah. Mereka tidak melakukan apa-apa untuk membantu,” katanya.
Banyak orang bangga atas kebaikan Hamish tersebut. Namun, tentu saja, yang paling berterima kasih adalah dua gelandangan yang selalu Hamish belikan sarapan. Menurut mereka, Hamish adalah orang paling baik hati yang pernah mereka temui. “Saya tak terlihat di mata orang-orang yang lewat, namun kebaikan Hamish menghangatkan hati saya,” ujar Stuart yang sudah tinggal di jalanan selama 35 tahun.(metro.co.uk)