Find Us On Social Media :

Gus Mus: Biji Kacang Hijau Kok Petentang-Petenteng Sombong

By Ade Sulaeman, Kamis, 22 Juni 2017 | 15:15 WIB

Gus Mus

Meneladani Rasul

Gus Mus juga mengatakan, Muslim yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutannya, pasti akan menjadi seorang yang toleran.

Ia menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan Najwa mengenai bagaimana seharusnya hidup bersama di tengah perbedaan.

"Kalau orang Islam, mengikuti Kanjeng Nabi, Rasulullah SAW, pemimpin agungnya, dia akan toleran," kata Gus Mus.

Ia mengingatkan, agar setiap individu terus meningkatkan pengetahuannya dan tak pernah berhenti belajar.

"Kalau tidak ngerti, mencari tahu, itu lebih baik. Maka saya selalu mengatakan, mbok belajar terus, jangan berhenti belajar. Kalau membela keyakinan, ya belajar soal keyakinan Anda. Kenal enggak sama pembawa keyakinan ini? Kenal sama Rasulullah enggak? Kenal Rasulullah ya melalui ilmu. Nabi itu bersabda, selama orang itu masih belajar, orang itu pandai. Ketika orang itu berhenti belajar karena merasa pandai, mulailah dia menjadi bodoh," papar Gus Mus.

Quraish Shihab berpendapat, kehidupan tak mungkin tanpa perbedaan. Akan tetapi, perbedaan itu seharusnya ada titik temu. Tidak ada yang merasa paling benar.

"Kanjeng Nabi itu seringkali membenarkan dua atau lebih pendapat yang berbeda-beda, semua benar. Karena kita tidak bisa hidup tanpa perbedaan. Agama mengatakan, cari titik temu. Kita sebagai bangsa sudah ada titik temunya. Dulu, ada yang mau negara ini sekuler, ada yang mau negara agama. Kita punya titik temu, Pancasila," ujar Quraish Shihab.

Keduanya juga mengingatkan, agar syiar agama disampaikan dengan cara yang teduh, sehingga mereka yang menerimanya akan mendapatkan hidayah.

"Dakwah itu kan mengajak, mengajak itu bernuansa merayu, membujuk," kata Gus Mus.

(Inggried Dwi Wedhaswary)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Gus Mus: Kalau Ada yang Merasa Benar Sendiri, Saya Tertawa”.