Penulis
Intisari-Online.com - Warga Ibukota Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang dalam satu minggu ini disibukkan oleh arus mudik dan arus balik warganya, untuk sesaat akan menikmati kelengangan.
Jalan-jalan Jakarta yang semula macet akan lancar jaya dan udara segar sedikitnya selama satu minggu akan menyelimuti suasana Ibukota yang sudah menjadi hutan beton itu.
Mudik bagi para perantau asal kampung yang hijrah ke Ibukota dan kota-kota besar lainnya memang semacam keharusan.
Khususnya di kawasan Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur yang warganya masih memegang teguh prinsip mangan ora mangan kumpul (makan tidak makan yang penting berkumpul dan bersilaturahmi).
Orang tua yang memiliki sejumlah anak akan bersusah hati jika ada salah satu anak tidak bisa mudik di saat Lebaran.
(Baca juga: Sudah Dianggap Seperti Keluarga, Pemuda Malaysia Ini Mudik Bareng Kucingnya Pakai Sepeda Motor )
Susana kumpul Lebaran yang seharusnya lengkap dengan semua anggota keluarga itu terasa hambar justru karena ada satu anak yang tidak pulang meskipun alasan tidak pulang sangat jelas dan masuk akal.
Apalagi dalam kultur dan tradisi keluarga Jawa, ada satu pepatah ‘’mematikan’’ yang membuat seseorang harus pulang saat Lebaran tiba.
Pepatah itu bukan hanya makan tidak makan kumpul, karena jika Lebaran keluarga besar berkumpul faktanya pasti makan-makan.
Tapi pepatah itu berbunyi, “Lebaran ini kamu harus pulang karena tahun depan kamu bisa-bisa tidak Lebaran sama orangtua karena sudah meninggal” atau “setahun hanya sekali Lebaran kok tidak pulang”.
Maka berkat pepatah ‘’mematikan’’ itu warga perantau pun berbondong-bondong pulang kampung untuk menunjukkan bakti dan memelihara ajang silaturahmi.
(Baca juga: Jangan Ragu untuk Bernyanyi, Salah Satu Trik Sederhana untuk Hilangkan Kejenuhan saat Perjalanan Mudik)
Sekaligus menunjukkan kesuksesan hidup bagi para perantau yang sukses.
Namun boleh-boleh saja bagi perantau yang belum sukses menunjukkan diri seolah-olah sudah sukses.
Lebaran memang saat berkumpul dan bergembira, apapun rintangan mudik akan dihadapi, rawe-rawe rantas malang-malang putung.