Find Us On Social Media :

Mesjid Unik di Jerman: Imamnya Perempuan

By Agus Surono, Jumat, 16 Juni 2017 | 22:15 WIB

Masjid liberal pertama di Jerman

Mayoritas imamnya tidak memahami apa makna kebebasan beragama, kesetaraan hak antara lelaki dan perempuan dan hak atas orientasi seksual.

Islam bentuk ini adalah Islam dari masa lalu, kata Seyran. Umat Muslim yang berhaluan liberal tidak memiliki tempat di Jerman.

Itu sebabnya dia sejak dulu bercita-cita mendirikan sebuah masjid liberal.

Di Jerman, Seyran Ates yang kini berusia 54 tahun menjalani pendidikan sebagai imam.

"Sejak lama saya hanya bisa bermimpi, bahwa kelumpok Muslim liberal di Jerman bisa bertemu dan mengamalkan Islam yang menghormati demokrasi," tulisnya dalam sebuah artikel di koran Jerman.

"Saya menunggu cukup lama, bahwa sekali waktu akan ada masjid liberal yang dipimpin seorang imam yang lebih mengerti Islam dari saya.

Tapi karena menunggu terlalu lama, dan merasa seperti dalam cerita "Menunggu Godot", akhirnya saya memutuskan untuk mewujudkan sendiri visi saya," kata Seyran.

Menurut Seyran, Islam harus mampu meperbarui dirinya. Karena makin banyak umat muslim yang kini merindukan Islam yang damai, yang memelihara dialog dengan agama-agama lain.

Namun masjid dengan pemahaman itu masih terlalu sedikit di Eropa. "Yang ada hanya masjid dengan pemahaman konservatif, yang samasekali tidak mengijinkan kritik," ujarnya.

"Saat ini, setiap orang Islam harus berani menghadapi pertanyaan, apa yang telah kamu lakukan untuk menghadapi ekstremisme?”

“Apa yang kamu lakukan menghadapi fakta bahwa agamamu disalahgunakan dan didiskreditkan? Di Masjid Ibn-Ruschd-Goethe ini kami akan mencoba menjawabnya," kata imam perempuan Seyran Ates.

(Pascal S Bin Saju)

(Artikel ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul "Masjid Liberal" Pertama di Jerman Dibuka, Imamnya Seorang Perempuan)