Penulis
Intisari-Online.com- Sensus penduduk yang dilakukan Pakistanpertama kali dalam 19 tahun mengungkap berbagai fakta unik yang menyebabkan melonjaknya jumlah penduduk negeri itu.
Paksitan memiliki angka kelahiran tertinggi di Asia Selatan. Salah satu penyumbang angka tinggi itu adalah beberapa pria yang memiliki puluhan orang anak.
Misalnya saja Gulzar Khan (57) yang tinggal di kota Bannu di wilayah barat lautPakistan.Ia memiliki tiga istri dengan istri ketiganya sedang mengandung.
Padahal Gulzar sudah memiliki 36 anak!
"Kami ingin menjadi lebih kuat," kata Gulzar didampingi 23 dari 36 anak hasil dari tiga pernikahannya itu.
"Mereka begitu banyak, sehingga saat hendak bermain kriket mereka tak perlu lagi mencari teman," kata Gulzar sambil terkekeh.
"Jika ditotal dengan jumlah cucu maka semua keturunan saya mencapai lebih dari 150 orang," tambah dia.
Pingin punya 100 anak
Gulzar tak sendirian dalam urusan memiliki lebih dari satu istri dan puluhan anak. Saudara laki-lakinya, Mastan Khan Wazir juga memiliki tiga istri.
Sejauh ini, Wazir (70) "baru" memiliki 22 orang anak, tetapi seperti halnya Gulzar, dia tak bisa menghitung lagi jumlah cucunya.
Wazir yang bercambang lebat dan gemar mengenakan banyak cincin itu merupakan selebriti di Waziristan Utara.
Wazir mudah dikenali ketika sebuah jip berwarna-warni dengan musik khas Pashto menggelegar dari mobil itu muncul di jalanan.
Satu pertanyaan yang menggelitik banyak orang adalah, bagaimana Gulzar atau Wazir membiayai keluarga super besarnya itu?
"Tuhan telah berjanji akan menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya, tetapi banyak orang kurang beriman," ujar Wazir kepadaAFP.
Pemahaman yang sama juga disampaikan Jan Mohammed yang tinggal di kota Quetta, provinsi Balochistan.
Bapak dari 38 anak ini yakin bahwa Tuhan akan memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Atas keyakinannya itu, Jan berniat untuk memiliki 100 orang anak.
60 juta warga masih miskin
Sensus penduduk terakhir digelarPakistanpada 1998 dan saat itu penduduk negeri tersebut sudah mencapai 135 juta jiwa.
Sensus terbaru yang digelar sejak awal tahun akan berakhir Juli mendatang dan diperkirakan pendudukPakistanbakal mendekati angka 200 juta jiwa.
Memang, perekonomianPakistandiharapkan bakal melejit dibanding satu dekade terakhir. Bahkan bulan lalu, pemerintah Islamabad sudah menaikkan anggaran pembangunan hingga 40 persen.
Namun, para pengamat memperingatkan jika pertumbuhan penduduk tak terkendali maka pertumbuhan ekonomi akan terganggu.
Apalagi, lapangan pekerjaan belum bisa menyerap seluruh sumber daya manusia yang membuat lebih dari 60 juta wargaPakistanhidup di bawah garis kemiskinan.
"Terlalu banyak penduduk merupakan sebuah masalah karena memengaruhi perekonomian dan menggerogoti hasil pembangunan," kata Zeba A Sahar, direktur dewan kependudukan PBB untuk Pakistan.
Lebih sering bercinta
Sathar memperkirakan, hasil sensus akan menunjukkan pertumbuhan penduduk melambat karena rendahnya angka kelahiran, meski masih menjadi yang tertinggi di Asia Selatan.
Saat ini lanjut Sathar, sudah mulai muncul pemahaman di seluruh Pakistanbahwa perempuan butuh beristirahat usai melahirkan.
"Tubuh perempuan butuh istirahat setidaknya 18 bulan sebelum melahirkan kembali," kata Sathar.
"Hal yang hilang selama ini adalah adanya informasi seputar dampak terhadap perempuan," tambah dia.
Sementara itu, aktivis perempuan Aisha Sarwari mengatakan, memberikan lebih banyak pilihan kepada para perempuanPakistan mungkin bisa mengubah kondisi ini.
"Akses terhadap keluarga berencana bagi perempuan bisa menjadi jalan untuk mengubah kondisi ini," ujar Sarwari.
"Perempuan yang berdaya memiliki lebih sedikit anak, dan hal ini menciptakan pola pikir yang akan menuntun mereka menuju kesejahteraan keluarga. Dan hal ini yang harus didorong terus menerus," tambah Sarwari.
Perlunya mengerem kelahiran anak juga disadari Gulzar Khan. Apalagi perseteruan antar-suku diPakistanmulai menghilang.
"Berkat kuasa Tuhan, situasi sudah berubah, perang sudah berakhir sehingga saat ini menurunkan pertumbuhan penduduk bukan hal yang buruk," kata Gulzar.
Selain itu, menurut Gulzar, jika tak menambah anak maka dia akan memiliki banyak waktu bersantai dan melakukan kegiatan lain.
"Jika seseorang tak memiliki banyak anak, maka orang itu pasti punya waktu untuk bercinta dengan istri-istrinya," ujar Gulzar.
(Artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul Kisah Gulzar Khan, Pria Pakistan Beristri Tiga dan Beranak 36 Orang)