Jalan-jalan di Pakistan: Suguhan Sop Hangat Daun Ganja dan Obat Flu yang Dibayar dengan Batu Mulia

Ade Sulaeman

Editor

Jalan-jalan di Pakistan: Suguhan Sop Hangat Daun Ganja dan Obat Flu yang Dibayar dengan Batu Mulia
Jalan-jalan di Pakistan: Suguhan Sop Hangat Daun Ganja dan Obat Flu yang Dibayar dengan Batu Mulia

Intisari-Online.com - Karakoram Highway adalah jalan sempit yang melingkari gunung yang menjulang tinggi. Di satu sisinya, jalan tersebut adalah jurang dalam. Untuk itulah tak mengherankan jika Karakoram Highway merupakan salah satu jalur paling berbahaya di dunia dan tercatat sebagai keajaiban dunia.

Sebagai informasi tambahan, Karokaram Highway, atau yang dikenal dengan nama Jalur Sutera adalah jalan darat lintas negara sepanjang 1300 km. Jalur tersebut berawal dari kota Kashgar Xinjiang China hingga ibu kota Pakistan, Islamabad.

Pada jaman dahulu kala jalur ini merupakan lintasan para pedagang dari daerah utara yang membawa kain sutera untuk dipasarkan ke ke daerah Asia Tengah dan Selatan.

Mengawali perjalanan dari China, akhirnya pada 9 September, Basuki Rahmat atau Yosep sampai ke Taskurgan, kota terakhir di China yang berbatasan langsung dengan Pakistan. Di perbatasan tersebut, Yosep sempat terkendala lantaran ia memiliki nama Muhammad.

"Saya diinterogasi lebih lama dari orang lain yang ingin menyeberang dari Tiongkok ke Pakistan. Jika yang lain prosesnya hanya 10 menit, saya harus ditanya‑tanya lebih dari 45 menit," cerita Yosep.

Selepas batas negara tersebut dan menempuh perjalanan selama lima jam dengan melawati celah‑celah pegunungan, akhirnya tiba di Sost, kota pertama setelah masuk wilayah Pakistan.

Perjalanan dari Sost dilanjutkan ke Passu. Di sini wisatawan bisa menyaksikan keindahan bentang alam dengan latar belakang Topupdan Peak atau yang lebih dikenal Cathredal Passu dengan ketinggian 6106 mdpl.

Perjalanan untuk menyusuri jalur ini masih sangat panjang, dari Passu perjalanan dilanjutkan ke Karimabad. Dari kota ini Yosep menyempatkan diri singgah Hunza Valley. Di kota ini Yosep paling banyak menghabiskan waktunya, yakni singgah selama delapan hari.

"Di Hunza ini kita akan dengan mudah menemukan tanaman ganja dan tidak dilarang. Di sana ganja digunakan untuk membuat sup yang membuat badan menjadi hangat dan dikonsumsi saat musim dingin," ujar Yosep.

Di Hunza ini dia juga menyempatkan diri singgah ke basecamp pendakian gunung Rakaposhi di ketinggian 4200 mdpl. Gunung Rakaposhi sendiri memiliki ketinggian 7788 mdpl.

Tidak hanya menikmati keindahan alam, di sana Yosep juga mengikuti perjalanan pencari batu, untuk mengumpulkan batu mulia yang banyak terdapat di kawasan tersebut.

Keramahan Pakistan

Dirasa waktu delapan hari cukup untuk menjelajahi daerah Hunza, perjalan menjelajahi Karakoram Highway kembali diteruskan.

Persinggahan selanjutnya adalah Gilgit Batistan. Di sini merupakan jalur masuk ke Fairy Meadows, desa terakhir menuju jalur pendakian ke Gunung Nanga Parbat yang juga memiliki ketinggian tepatnya 8125 mdpl .

Di sinilah pada tahun 2013 lalu terjadi aksi penembakan yang mengakibatkan sembilan wisatawan tewas, tetapi saat ini kondisi di sana telah aman.

Karena daerah yang masuk kawasan Pakistan utara ini ini benar‑benar terpencil, maka di Fairy Meadows fasilitas kesehatan belum terlalu tersedia dengan baik.

Di penginapan, dirinya mendapati pegawai penginapan yang sudah tiga hari terkulai akibat flu berat. Ia pun mencoba membantunya dengan memberi beberapa obat yang dibawa dari Indonesia.

Bahkan sebagian besar obat‑obatan yang dibawa Yosep diberikan kepada para pencari batu. Sebagai ucapan terimakasih para pencari batu dirinya diberi batu jenis quartz.

Turun dari Fairy Meadows rute selanjutnya menuju Skardu. Inilah pintu gerbang pendakian Gunung Karakoram yang memiliki ketinggian 8611 mdpl dan merupakan gunung tertinggi kedua di dunia.

Selain keindahan alam dan tantangan jalur perjalanan, satu hal yang paling berkesan selama dirinya berada di Pakistan, adalah keramahannya.

Selain itu, penduduk Pakistan juga sangat menghormati warga Indonesia dan penasaran dengan Indonesia karena merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Di Hunza dan Skardu hampir semua orang menawari cha (teh khas Pakistan yang disajikan dengan susu) dan mengajak ngobrol.

Keramahan warga Pakistan juga sangat kentara saat Yosep sampai di Lahore. Ia mengisahkan, pemilik tempat penginapan yang ia singgahi sangat terkesan dengan Yosep sebagai orang Indonesia.

Di hari terakhir ia menginap, pemilik penginapan tersebut mengajak Yosep ke sebuah toko roti dan mempersilakannya mengambil apapun yang diinginkan.

"Rupanya mereka punya kebanggan tersendiri ada orang Indonesia yang menginap di penginapannya," kata Yosep.

(Hamim Thohari/tribunnews.com)