Find Us On Social Media :

#LovingNotLabelling, Ini Ilmu, Manfaat, serta Keseruan yang Didapat di Acara Coaching Clinic Hypnotalk

By Intisari Online, Sabtu, 3 November 2018 | 18:45 WIB

Intisari-Online.com -  Orangtua mana sih yang tidak ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik, yang sesuai dengan harapannya?

Karena itulah, sering kali kita melibat orangtua memberi motivasi anaknya dengan beragam pujian.

Pujian-pujian itu, diharapkan bisa menjadi doa yang bisa terwujud di masa yang akan datang.

Tapi tak banyak yang sadar bahwa kalimat-kalimat pujian itu ternyata bisa merujuk pada tindakan labelling yang justru memiliki pengaruh negatif pada perkembangan kualitas dan konsep diri anak.

Menurut Ajeng Raviando, Psi, seorang Psikolog Anak dan Keluarga saat diwawancara Nakita.id, mengatakan, saat ini tindakan labelling tidak hanya menggunakan kata-kata negatif seperti ‘malas’, ‘nakal’, ‘bodoh’, tetapi juga kata-kata positif, seperti ‘cantik’, tampan, ‘pintar’, dan lainnya.

Ia bahkan mengaku, saat ini lebih sering menemui orangtua melabel anaknya dengan kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negatif.

Padahal kedua hal tersebut sama-sama berbahaya terhadap kualitas hidup dan konsep diri anak.

"Mungkin maksudnya orangtua ingin memotivasi anak, sayangnya jika labelling tersebut tidak sesuai dengan potensi anak justu kasihan untuk si anak. Dirinya tidak tahu potensinya dia dimana,” ujar Ajeng saat ditemui Nakita.id di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (10/9).

Baca Juga : Keseruan Anak Belajar Sambil Bermain di Acara Coaching Clinic Hypnotalk #LovingNotLabelling

Senada dengan Ajeng, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dari Universitas Indonesia, saat diwawancara Nakita.id, menjelaskan bahwa efek labelling itu tidak melulu negatif, ada juga yang positif.

Labelling bisa memotivasi seseorang untuk mencapai seperti yang diharapkan, sebab labelling sama seperti memberikan label di kaleng makanan.

Di mana kita menempatkan kata-kata tertentu pada seseorang yang seakan-akan memberikan merek bahwa dia adalah seperti itu.

Namun, di balik efek positif tersebut, tersimpan pula efek negatif bila tindakan labelling diberikan secara terus-menerus dan tanpa pembuktian.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!

“Efek negatif labelling itu banyak yang negatif. Efek negatif labelling itu adalah membatasi,” ujar Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina ini saat ditemui di kawasan Depok, Jawa Barat, pada Kamis (13/9).

Nina menjelaskan, setidaknya ada 3 efek negatif yang perlu disadari dari tindakan labelling pada anak; membatasi minat, membatasi konsep diri, dan membatasi cara orang memperlakukan anak.

Tidak hanya itu, Nina mengatakan bahwa pembatasan tidak hanya dirasakan oleh anak tetapi juga orang disekitar anak.

Penting diingat, “Efek labelling yang paling signifikan adalah label dari orangtua dan keluarga, karena bagaimana pun itu adalah lingkungan terdekat anak," pun lanjut Nina, besarnya efek labelling bukan hanya dari kedekatan terhadap anak, tetapi juga seberapa sering label itu disampaikan kepada anak.