Semakin Jauh Berlari, Semakin Banyak Berat Badan yang Berkurang? Ah, Itu Hanya Mitos!

Agus Surono

Penulis

Jangan Lakukan Hal Ini Saat 'Treadmill'

Intisari-Online.com – Di AS, negara dengan populasi orang gendut lebih banyak dari negara lain, lari menjadi aktivitas olahraga yang paling populer. Itu menurut analisis Fitbit terhadap data pengguna alat pelacak kebugaran.

Yang lebih mencengangkan lagi, sebagian besar berlari dengan jarak yang jauh.

Sayangnya, berlari berpuluh-puluh kilometer dalam sekali aktivitas ternyata tidak efisien dalam membakar lemak. Dalam kata lain, tidak banyak membantu untuk menurunkan berat badan.

(Baca juga: Salut! Meski Hanya Gunakan Kaus Kaki, Pelari Ini Juarai Maraton Sekaligus Pecahkan Rekor)

Sebagai penulis masalah kebugaran, Lou Schuler menjelaskan dalam bukunya, The New Rules of Lifting For Women, bahwa hanya menyandarkan pada lari jarak jauh untuk menurunkan berat badan merupakan masalah utama.

Tubuh manusia akhirnya menyesuaikan diri dengan aktivitas berlari yang berulang itu. Pada akhirnya tubuh menyetel dirinya untuk bersikap efisien dalam membakar kalori.

"Jika tujuan kita adalah menjadi lebih ramping, maka daya tahan yang lebih bagus tidaklah menjadi keuntungan bagi kita," Schuler menyimpulkan.

Dr. William Roberts, seorang dokter Universitas Minnesota dan mantan presiden American College of Sports Medicine, suka berlari. Dia menulis blog untuk Runner's World dan menjabat sebagai direktur medis untuk Twin Cities Marathon di St. Paul.

(Baca juga: Lurar Biasa, Meski Kenakan Sandal Perempuan 22 Tahun Ini Berhasil Memenangkan Lari Ultramaraton Sejauh 50 Km, Ini Rahasianya)

"Tapi jika saya ke gym dan apa yang bisa saya dapatkan dari itu, saya dapat memanfaatkan gerak dan aktivitas sekelompok otot pada saat bersamaan," kata Roberts.

Itu berarti menambahkan latihan kekuatan ke rutinitas lari normal, kata Roberts, yang kemudian mengabaikan otot-otot tubuh bagian atas.

Menurunkan berat badan membutuhkan aktivitas selama sekitar 40 sampai 60 menit hampir setiap hari dalam seminggu, dan setidaknya separuh waktu itu untuk membentuk bagian atas.

"Jika Anda bisa membangun kekuatan dan massa otot, Anda akan membakar lebih banyak kalori," kata Roberts. "Bahkan jika Anda sedang bermalas-malasan."

Hal itu disebabkan karena latihan kekuatan menyebabkan “kerusakan kecil” pada otot sehingga membutuhkan kalori untuk memperbaikinya. Jadi tubuh terus bekerja meski kita sudah meninggalkan gym. Hal itu tidak terjadi jika kita melakukan jogging.

Pelatih kebugaran Adam Bornstein menambahkan, "Dengan kardio, Anda bisa bekerja keras selama 30 menit dengan intensitas lebih rendah dan membakar 200 kalori - atau Anda bisa mengasup 200 kalori lebih sedikit per hari."

Jika Anda suka berlari, jangan takut: lari cepat (sprint) juga berefek sama.

Sebuah penelitian dari University of Western Ontario meminta sekelompok orang berlari dengan kecepatan lambat dan stabil selama 30 sampai 60 menit, tiga kali per minggu. Kelompok lain lari model sama tapi ditambah dengan sprint 30 detik antara empat dan enam di antara larinya.

Hasilnya, pelari yang melakukan sprint membuang lemak lebih banyak dibandingkan dengan yang hanya berlari biasa saja setelah enam minggu. Plus bonus otot yang terbentuk

Artikel Terkait