Find Us On Social Media :

Turki Siap Bantu Qatar Jika Harus Berperang Melawan Arab Saudi, Kekuatan Udaranya Mengerikan

By Ade Sulaeman, Selasa, 13 Juni 2017 | 13:00 WIB

Jet tempur Turki

Intisari-Online.com - Paska PD II Turki yang kemudian bergabung dengan NATO (1952) kekuatan udaranya terus berkembang dan menjadi kekuatan ketiga terbesar setelah AS dan Inggris.

Pesawat tempur yang dimiliki AU Turki saat itu antara lain T-33A, F-84 F Thunderstreaks, F-100 Super Sabre, F-102 Delta Dagger, dan F-104 Starfighter.

Setelah menahan diri untuk tidak berperang secara tak terduga pada tahun 1974, pasukan Turki yang didukung penuh oleh AU Turki menyerbu dan berhasil menguasai Cyprus Utara sebuah kawasan strategis yang diklaim oleh Yunani sebagai kedaulatannya.

(Baca juga: Jadi Pangkalan Militer AS Terbesar di Timur-Tengah, Kenapa Qatar Justru Dituduh Dukung Teroris?)

Akibat invasi Turki itu, hingga saat ini dua negara yang sama-sama menjadi anggota NATO itu saling bersitegang dan menggelar alat-alat tempurnya.

Salah satu kekuatan yang digelar Turki adalah puluhan jet tempur F-16 yang secara rutin berpatroli di atas laut Aegea. Sementara untuk kekuatan daratnya Turki menyiapkan 4000 tentara dan ratusan tank.

Memasuki tahun 1980 ketika generasi pesawat jet tempur ketiga mulai dioperasikan oleh AS dan Uni Soviet, AU Turki juga tak mau ketinggalan.

Selain membeli ratusan jet tempur generasi ketiga seperti F-16 AU Turki juga melaksanakan reorganisasi serta mengembangkan pabrik pesawat TAI untuk memproduksi F-16 Fighitng Falcon Block 30/40/dan 50.

Berdasar lisensi dari AS, TAI, juga pembuat pesawat F-16 Turki versi lokal.

(Baca juga: Bahan Makanan Mulai Langka di Qatar, Iran dan Turki pun Kirimkan Bantuan)

TAI ternyata tak hanya memproduksi F-16 di dalam negeri namun juga diijinkan oleh AS untuk mengeksportnya.

Paling tidak sebanyak 46 unit F-16 buatan TAI telah dibeli Mesir.