Intisari-Online.com -Pada 2011 lalu, Barcelona FC mengikat kesepakatan bersejarah dengan Qatar Sports Investment untuk memasukkan logo sponsor mereka di kaos Barcelona untuk pertama kali dalam 111 tahun.
Namun sekarang, penggemar Azulgrana—julukan Barcelona—di Uni Emirat Arab harus hati-hati. Jika kedapatan mengenakan jersey dengan sponsor itu mereka akan menghadapi ancaman penjara dan denda 135 ribu dolar AS (sekitar Rp1,8 miliar).
(Baca juga:Jika Terjadi Perang, Siapa yang Menang? Inilah Perbandingan Kekuatan Militer Arab Saudi Vs Qatar)
Untuk diketahui, kerja sama Barcelona dan Qatar Sports Investment akan berakhir pada 30 Juni tahun ini.
Pada musim 2017-2018 nanti, klub kebanggaan warga Katalan itu akan mengenakan jersey bersponsor Rakuten, sebuah e-commerce dari Jepang.
Awal pekan ini, pihak UEA mengumumkan bahwa jika ada warganya yang menuliskan simpati kepada Qatar di media sosial akan dihukum 3 sampai 15 tahun penjara atau denda paling sedikit 135 ribu dolar.
Kita tahu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain, telah memasukkan ke daftar hitam 59 individu dan 12 entitas yang mereka klaim menghubungkan Qatar dengan kelompok teroris.
Sebuah foto yang diposting blogger Qatar Raed Al-Emadi memperlihatkan penyensoran ekstrem terhadap segala sesuatu yang berbau Qatar, termasuk di pusat-pusat perbelanjaan.
Tak hanya itu, UEA juga menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan dari dan ke Doha. Maskapai Etihad dan Emirates telah menghentikan semua penerbangannya ke dan dari Doha, langkah ini diharapkan diikuti oleh maskapai yang lebih kecil seperti FlyDubai dan Air Arabia.
Qatar Airways dan kantor berita Al Jazeera termasuk di antara beberapa perusahaan terkemuka yang terdampak pertentangan diplomatik ini.
Selain soal penerbangan, ketahanan pangan Qatar juga terancam bahaya akibat persoalan diplomatik ini. Harap diketahui, sebagian besar pasokan pangan Qatar disuplai dari satu-satunya perbatasan darat dengan Arab Saudi.
(Baca juga:Untuk Hindari Konflik Militer yang Bersakala Besar, Qatar Sebaiknya Kedepankan Penyelesaikan Secara Damai)
Piala Dunia 2022 juga berisiko, lantaran banyak sekali proyek-proyek kontruksi yang juga menghadapi persoalan pangan.
Sebagai respon, Qatar langsung memberi waktu 14 hari kepada seluruh warga Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Libia, Yaman, dan UEA untuk meninggalkan Qatar. Dan mereka pun berbondong-bondong pergi.