Penulis
Intisari-Online.com - Proses evakuasi korban Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan tanjung Karawang dibantu oleh banyak penyelam profesional.
Mulai dari tim penyelam Basarnas, tim penyelam dari Denjaka dan Kopaska TNI AL, hingga beberapa penyelam yang merupakan relawan dari berbagai instansi dan daerah.
Para penyelam ini memegang peranan penting dalam proses evakuasi pesawat karena pesawat jatuh ke dalam air dengan kedalaman 30-35 meter.
Bahkan penemuan kotak hitam (black box) pesawat ini pun bisa terlaksana dengan bantuan penyelam dari TNI AL.
Baca Juga : Lion Air JT 610 Jatuh Tepat di Atas Kuburan Kapal-kapal Karam, Banyak Harta Karun VOC Terpendam
Banyak orang mengira siapa saja yang bisa melakukan olahraga scuba diving atau menyelam sudah tentu adalah penyelam profesional dan bisa turut melakukan proses evakuasi.
Nyatanya, menjadi penyelam bukan hal yang mudah. Penyelam yang terjun langsung dalam proses evakuasi Lion Air JT 610 ini menghadapi risiko besar yang bisa berbahaya bagi keselamatan mereka.
Melansir dari USAToday, inilah beberapa risiko berbahaya yang dihadapi oleh penyelam saat berada di bawah air:
Baca Juga : Sukses Diet Keto, Pasangan Suami-Istri Ini Berhasil Turunkan 106 Kg Berat Badan, Intip Perubahan Mereka!
1. Barotrauma
Barotrauma adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada kantong udara di bagian telinga tengah si penyelam.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan bawah air. Makin dalam perairan, makin besar tekanannya.
Penyelam biasanya mencubit hidung mereka atau mengunyah dan menelan ludah agar lebih banyak udara masuk ke bagian telinga tengah.
Namun perubahan tekanan yang terlalu cepat bisa menghasilkan rasa sakit yang parah bahkan cedera pada telinga.
Baca Juga : Bertelanjang Kaki, Meghan Markle Disebut Pernah Operasi Karena Bunion, Apa Itu?
2. Penyakit dekompresi
Tekanan bawah air yang meningkat dapat menyebabkan jaringan tubuh menyerap lebih banyak nitrogen.
Jika tekanan itu tiba-tiba berkurang, nitrogen ekstra ini membentuk gelembung yang berbahaya.
Itu sebabnya penyelam juga tidak bisa sembarangan langsung naik ke permukaan sebab mereka perlu mengendalikan laju nitrogen dalam tubuh.
3. Narkosis nitrogen
Narkosis nitrogen adalah keadaan seorang penyelam kehilangan kesadaran diri karena terlalu banyak nitrogen di dalam tubuh.
Tingkat narkosis nitrogen sangat dipengaruhi oleh seberapa dalam penyelam masuk ke air dan berapa banyak nitrogen yang diserapnya.
4. Toksisitas oksigen (keracunan oksigen)
Keracunan oksigen biasanya hanya dialami penyelam yang berada di kedalaman lebih dari 41 meter.
Oksigen yang terlalu banyak diserap tubuh bisa menyebabkan gecala seperti kehilangan penglihatan, mual, kejang hingga tak sadarkan diri.
Baca Juga : 'Ruang Biru', Komposisi 'Ajaib' di Pantai yang Bisa BIkin Anda Terbebas dari Masalah Mental
5. Emboli paru
Tekanan yang meningkat dari lingkungan bawah laut membuat napas penyelam menjad lebih padat.
Paru-paru akan mengembang saat tekanan tubuh berkurang sehingga pada level ekstrem, paru-paru akan membengkak.
Penyelam tidak boleh menahan napas dan harus terus menjaga kestabilan napasnya.
6. Peralatan yang rusak
Kadang peralatan menyelam tidak dalam kondisi terbaik sehingga rentan mengalami kecelakaan karena alat yang rusak.
Alat pengukur kedalaman dan regulator yang rusak dapat menyebabkan penyelam tenggelam.
7. Serangan dari makhluk laut
Penyelam akan berhadapan dengan banyak makhluk laut yang kadang berbahaya.
Misalnya saja ular laut dan terumbu karang yang tajam. Beberapa penyelam pernah disengat pari listrik hingga berakibat fatal.
Tujuh hal berbahaya itu yang menjadi tantangan selama menyelam makin berat saja.
Baca Juga : Tangan dan Kaki Terus Berkeringat, 5 Bahan Rumahan Ini Ampuh Mengatasi