Find Us On Social Media :

Jangan Sepelekan Suara Serak, Bisa Jadi Gejala Penyakit-panyakit Ini

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 2 November 2018 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com – “Wah.. suaranya bagus ya… serak-serak gimana gitu..” Sering kali kita mendengar orang lain memuji orang yang bersuara serak demikian. Tetapi sebenarnya berbahayakan suara serak itu?

Suara parau atau serak timbul karena adanya gangguan pada laring atau saluran pernapasan yang terletak pada tenggorokan.

“Nah, di dalam laring terdapat pita suara (vocal cord) yang mengatur timbulnya bunyi atau suara. Sehingga, ketika terjadi gangguan pada bagian ini, maka kesulitan berbicara atau menghasilkan suara dengan jelas dan bernapas mungkin saja terjadi,” jelas dr. Zainal Adhim, Sp.THT-KL(K), Ph.D, dari RS Pondok Indah, Jakarta.

Suara serak bukanlah suatu penyakit, namun gejala dari penyakit tertentu.

Baca Juga : Nyaris Mati Gara-gara Vape dan Suaranya Berubah Laiknya Peluit, Pria Ini Kembali ke Rokok Biasa yang Dinilai Lebih 'Aman'

Kondisi ini ditandai dengan suara yang terdengar serak, kurang jelas, kasar, intonasi lebih rendah dari biasanya, terasa tegang, sulit dikeluarkan, atau tidak mampu mencapai nada tertentu ketika berbicara atau bernyanyi.

Umumnya penyakit yang bergejala suara serak tidak jauh-jauh dari alat pernapasan manusia yaitu hidung, saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus), dan paru-paru.

Jadi, ada kemungkinan suara menjadi serak, jika terjadi gangguan pada bagian-bagian tersebut.

Kondisi yang paling sering terjadi adalah suara serak akibat infeksi virus atau bakteri (laringitis). Laringitis kerap terjadi bersamaan dengan pilek atau batuk.

Baca Juga : Mengapa Kita Merasa 'Ngilu' saat Mendengar Suara Kuku Digoreskan di Papan Tulis?

Adanya peradangan akibat infeksi menyebabkan pembengkakan pada jaringan-jaringan laring. Sehingga suara menjadi parau alias tidak normal seperti biasanya.

Selama pilek dan batuk belum pulih, suara serak mungkin terus ada. Ya, sekitar 3 – 5 hari, kondisi ini dianggap tidak membahayakan.

Penanganannya juga sederhana, seperti memberi jeda/istirahat dalam penggunaan suara (vocal rest), antibiotik, dan anti-inflamasi.