Proyek Seperempat Abad Trotoar Jakarta, Cermin Kemajuan Kota Jakarta

Moh Habib Asyhad

Penulis

Trotoar Jakarta

Intisari –Online.com - Jangan kaget kalau ada pihak menyatakan, trotoar di Jakarta konon adalah yang terburuk di Asia. Lihat saja, ada banyak persoalan di sana.

Lebarnya tidak memadai, rusak karena bekas galian, begitu banyak tiang yang menghalangi, dijadikan parkir kendaraan, dll. Bahkan, ada beberapa ruas jalan yang tidak memiliki trotoar sama sekali.

(Baca juga:Daffa, Bocah yang Hadang Pengendara Motor di Trotoar Mengaku Tak Takut Dibentak)

Rupanya kondisi itu belum seberapa. Data dari Korps Lalu Lintas (Korlantas), sebanyak 18 orang pejalan kaki di Indonesia, meninggal setiap hari di jalan raya.

“Salah satu penyebab adalah buruknya fasilitas pejalan kaki yakni trotoar,” ungkap Alfred Sitorus, ketua aksi KoPK.

Sungguh ironis. Trotoar yang seharusnya menjadi tempat yang aman, malah jadi tempat pembantaian pejalan kaki.

Butuh seperempat abad

Meski sama-sama pengguna jalan, tetapi antara pejalan kaki dan kendaraan kedudukannya bagai bumi dan langit.

Trotoar Jakarta
Sebab kenyataannya, di jalanan pejalan kaki tidak memiliki perlindungan apapun. Keselamatan pejalan kaki begitu rentan. Mereka tidak memiliki helm dan tidak punya sabuk pengaman, sebagai peranti keselamatan.

(Baca juga:Lima Kebiasaan Buruk yang Menghambat Kemajuan Diri)

Pejalan kaki memang akan selamat, seandainya dia tertib. Tapi ada faktor lain yang menunjang, yakni fasilitasnya memadai. Masalahnya, kenyataan berbalik dengan harapan.

Di Jakarta saja, menurut KoPK, sekitar 80% trotoarnya tak layak diakses pejalan kaki.

Temukan selengkapnya tulisan “Proyek Seperempat Abad Trotoar Jakarta” di Majalah Intisari edisi Juni 2017

Artikel Terkait