Find Us On Social Media :

Kasus Pemecatan Karyawan Indosat Ini Menguatkan Bahwa Berhati-hatilah Dengan Media Sosialmu!

By Agus Surono, Sabtu, 10 Juni 2017 | 20:15 WIB

Indosat Ooredoo

Intisari-Online.com - Menggunakan media sosial memang mudah, namun bukan berarti pengguna bisa berperilaku sembarangan.

Terlebih jika pengguna berpendapat tentang hal yang sensitif, seperti agama, paham, atau keyakinan tertentu.

Akun personal di media sosial juga terkadang menjadi petunjuk pekerjaan profesional seseorang. Padahal, terkadang sikap atau pandangan personal bisa jadi berbeda dengan sikap perusahaan tempat bekerja.

(Baca juga: Ini Tanggapan Resmi Indosat Terkait Pemecatan Manajernya yang Memicu Munculnya Tagar #BoikotIndosat)

Seperti kasus yang terjadi baru-baru ini, yang dialami oleh salah seorang karyawan operator seluler Indosat Ooredoo. Perilakunya di media sosial dianggap tidak sesuai dengan netiket, atau etika berinternet.

Karyawan yang memiliki posisi jabatan strategis itu mengunggah konten di media sosial yang oleh sebagian pengguna media sosial lain dianggap provokatif dan menyinggung khalayak.

Respon publik terhadap postingan karyawan tersebut juga tergolong reaktif. Mereka mencari tahu jati dirinya, mengeksposnya ke internet, dan memberi tekanan agar perusahaan memberikan sanksi.

Tindakan seperti itu cenderung mengarah ke kategori persekusi, yakni tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang, untuk kemudian dipersusah atau disakiti. Hanya saja, hal ini terjadi di dunia maya.

Atas dua respon itulah kemudian muncul tagar #BoikotIndosat di Twitter.

Tagar tersebut sempat menjadi trending topic di Indonesia pada Minggu (4/6/2017) malam. Tagar #BoikotIndosat pun masih ramai diperbincangkan hingga Senin (5/6/2017) siang.

CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli sendiri telah mengatakan melalui akun Twitter pribadinya, bahwa perusahaan akan mengambil langkah terkait sikap salah satu karyawannya itu.

Respon Alex Rusli justru seolah menegaskan bahwa tindakan persekusi berhasil.

(Baca juga: Sering Berbagi Password, Generasi Millenial Punya Kebiasaan Berinternet Paling Tidak Aman)

Netizen berhasil memberi tekanan agar perusahaan menindak karyawannya yang dianggap tidak sejalan dengan negara dan pemerintah.

Bisa jadi cuitan Alex Rusli di akun Twitter-nya itu adalah respon cepat yang bukan merupakan opini perusahaan, melainkan pribadi.

Indosat Ooredoo sendiri pada Selasa (6/6/2017), memuat pernyataan sikapnya terkait masalah ini di situs resmi perusahaan.

Menurut Indosat Ooredoo, perusahaan menghargai hak setiap pegawai dalam berpendapat, maupun menyalurkan aspirasi politik.

Setiap pendapat pribadi dan aspirasi politik pegawai, merupakan tanggung jawab dan hak pribadi masing-masing, termasuk pengungkapan dan penyebarannya di sosial media.

"Namun patut diketahui bahwa hal tersebut harus sesuai dengan etika, peraturan dan perundangan yang berlaku serta mendukung persatuan masyarakat dan berbangsa," demikian kata Indosat Ooredoo.

Mereka menambahkan, penyampaian pendapat dan aspirasi politik oleh pegawai Indosat Ooredoo di media sosial, merupakan hak dan tanggung jawab individu bersangkutan, serta tidak ada kaitannya dengan sikap perusahaan.

"Indosat Ooredoo memiliki mekanisme internal yang secara tegas menghimbau seluruh pegawai agar senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial," kata Indosat Ooredoo.

Pelajaran

Lantas, pelajaran apa yang bisa kita petik dari kasus Indosat Ooredoo ini? Pertama, seperti yang berkali-kali dikatakan oleh Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny B.U, menyampaikan pendapat di media sosial itu harus berpikir sebelum mengunggah tulisan.

"Karena orang kan mentang-mentang pakai media sosial, gadget, lalu seolah tidak berhadapan langsung dengan yang bersangkutan. Merasa tidak ada konsekuensi,” ujarnya kepada KompasTekno beberapa waktu yang lalu.

Donny juga mengatakan agar pengguna media sosial membayangkan mengucapkan statusnya itu secara langsung di hadapan publik sebelum mem-postingnya, apakah ada manfaatnya atau tidak.

(Baca juga: Indeks Kebahagiaan Berinternet: Produk yang Laku Keras Belum Cukup Membuat Penggunanya Merasa Bahagia)

Di samping itu, perlu diingat juga agar tidak terlalu mengumbar informasi berlebih di media sosial. Informasi seperti pekerjaan dan kantor tempat bekerja juga bisa menjadi penilaian khalayak publik, tentang perilaku seseorang di media sosial.

Dan bagi pihak internal perusahaan sebisa mungkin menjaga rahasia perusahaan agar kasus-kasus seperti ini tidak menjadi perbincangan publik. Terkadang percakapan "rahasia" hanya untuk teman dekat yang diminta untuk tidak disebar justru menjadi rahasia umum dan akhirnya sampai ke pesohor media sosial.

(Artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul “Pelajaran dari Postingan Karyawan Indosat di Facebook”)