Find Us On Social Media :

Kisah Satu Keluarga yang Jadi Korban Lion Air JT 610: Suami Ambil Cuti untuk Antar Istri dan Bayinya Pulang

By Mentari DP, Rabu, 31 Oktober 2018 | 17:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 pada Senin (29/10/2018) pagi masih membuat beberapa orang berduka.

Tak terkecuali keluarga dari para korban.

Diketahui pesawat yang seharusnya terbang dari Jakarta ke Pangkal Pinang ini jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Sejatinya pesawat Boeing 737 Max 8 ini take off pada pukul 06.21 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dan mengalami lost contact pada pukul 06.33 WIB.

Baca Juga : Paul Ayorbaba, Korban Pesawat Lion Air JT 610, Mengirimkan Video kepada Istrinya Sebelum Insiden Pesawat Jatuh

Setelah tim Basarnas melakukan pencarian di area koordinat terakhir pesawat, mereka menemukan puing-puing pesawat hingga barang-barang korban.

Pesawat ini dilaporkan membahwa 189 penumpang termasuk dua bayi, dua pilot, dan enam awak kabin.

Salah satu korban dalam jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini adalah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak.

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (30/10/2018), mereka adalah Rizal Gilang Perkasa Sanusi Putra, istrinya, Wita Sriyani, dan anak mereka, Kyara Aurine Daniendra Giwitri (bayi).

Rizal Gilang merupakan pegawai PLN yang bertugas di bagian Rendal Op PLN UPDK Bengkulu. 

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, Abdul Mukhlis, menceritakan suasana duka masih menyelimuti tempat tinggal Rizal Gilang Perkasa Sanusi Putra di daerah Parit Padang, Sungailiat, Bangka, pada Senin (29/10/2018) malam.

Baca Juga : Cerita Nelayan Lihat Pesawat Terbang Miring di Lokasi Jatuhnya Lion Air, Perahunya Terdorong Kencang oleh Gelombang

Abdul Muklis mengatakan bahwa Gilang, panggilan akrabnya, duduk di seat 22D bersama dengan istrinya, Wita Sriyani (seat 22E) dan Kyara Aurine Daniendra Giwitri (bayi). 

Menurut dia, mereka bertemu di Jakarta.

Gilang sedang dalam posisi cuti bertugas lantaran akan mengantar anak dan istrinya kembali ke Pangkal Pinang.

Istri Gilang tercatat bertugas sebagai dokter gigi di Puskesmas Sungailiat dan klinik Madicare Kenanga.

Dalam kunjungan ke rumah korban, Abdul Mukhlis menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga Gilang yang sampai saat ini masih menanti kondisi terkini jatuhnya pesawat Lion Air.

"Kami keluarga besar PLN sungguh berduka atas musibah ini dan berharap keluarga diberi ketabahan dan kekuatan oleh Allah SWT," ujar Mukhlis.

Menurut Abdul Mukhlis, Gilang merupakan salah satu pegawai yang menjadi andalan di PLN UPDK Bengkulu.

"Gilang adalah pegawai yang menjadi andalan di unit kerja PLN di Bengkulu, dia menjadi ketua tim dalam salah satu kegiatan pegawai muda PLN di Bengkulu," katanya. 

Dalam kesempatan tersebut, Mukhlis juga memanjatkan doa dan berharap pegawai PLN serta penumpang lainnya selamat.

"Kami semua, seluruh pegawai PLN mendoakan agar rekan kerja kami diberikan mujizat keselamatan oleh Tuhan," imbuhnya.

Baca Juga : Pilot Lion Air JT 610 Sempat Minta Kembali ke Landasan, Ini Alasan Kenapa Pesawat Terpaksa 'Return to Base'

Diketahui penerbangan Lion Air tujuan Jakarta–Pangkal Pinang dengan jadwal pukul 06.10 WIB adalah penerbangan yang menjadi langganan kebanyakan pegawai di beberapa instansi di Bangka Belitung (Babel).

Mereka biasanya menggunakan penerbangan tersebut untuk melakukan perjalan dinas lantaran waktu kedatangan yang sesuai dengan jam masuk kantor. 

Hal tersebut senada dengan pengalaman yang dialami Dandi Jiwo, salah seorang pegawai PLN Babel yang menjadi pelanggan penerbangan pesawat tersebut.

"Pesawat rute ini adalah pesawat yang sering saya pilih untuk melakukan perjalanan dinas maupun perjalanan kembali ke Pangkal Pinang seusai menengok keluarga yang ada di Jakarta pada akhir pekan.”

"Karena biasanya tepat waktu sehingga tidak terlambat masuk ke kantor," ungkap Dandi.

Dandi menambahkan, banyak juga rekan kerjanya di PLN maupun instansi lain yang sering menggunakan penerbangan tersebut.

"Biasanya banyak juga teman-teman sejawat yang menggunakan penerbangan itu khususnya pada hari Senin."

"Namun, karena kebetulan tiga hari ini kami ada kegiatan rapat kerja (raker) kemarin Sabtu, ada Family Gathering kemarin Minggu, dan upacara Senin pagi ini jadi kebanyakan pegawai sudah berada di Pangkal Pinang," ujarnya. (Heru Dahnur)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pegawai PLN, Istri, dan Bayinya yang Jadi Korban Lion Air JT 610")

Baca Juga : Proses Evakuasi Korban Lion Air JT 610 Dibantu Denjaka TNI AL, Yuk Intip Kekuatan Pasukan Antiteror Ini