Find Us On Social Media :

Dalam Sejarahnya, Bajak Laut yang Dikenal Barbar Ternyata Ada yang Lahir dengan Latar Belakang Agama

By Ade Sulaeman, Jumat, 9 Juni 2017 | 16:00 WIB

Bajak laut

Intisari-Online.com - Sudah sejak ratusan tahun lalu para perompak turun ke lautan untuk menjarah barang-barang berharga yang sedang diangkut oleh kapal-kapal dagang.

Tidak hanya barang dan harta lain yang dijarah perompak, para penumpang pun dirampas untuk dijual sebagai budak.

Perompakan dengan modus seperti itu sering terjadi pada massa kejayaan Kekaisaran Romawi dan Yunani khususnya aksi perompakan yang berlangsung di Laut Mediterania dan Laut Tengah (Laut Arab).

Kekuatan laut Romawi tidak tinggal diam dan kemudian membangun kapal-kapal perang khusus dan satuan-satuan laut khusus untuk memerangi aksi perompakan tersebut.

Upaya untuk menekan aksi perompakan yang dilaksanakan oleh Kekuatan Laut Romawi memang cukup berhasil.

Tapi tindakan tegas itu ternyata tidak bisa sepenuhnya dapat mengatasi perompakan di kawasan Laut Mediterania dan Laut Arab.

Apalagi sejumlah negara yang menjadi jajahan Romawi seperti Skandinavia dan Afrika sengaja melancarkan perlawanan dengan membentuk pasukan bajak laut.

Ketika kekuasaan Kekaisaran Romawi mengalami keruntuhan para perompak yang semula mengganggu kapal-kapal dagang Romawi pun kembali bermunculan.

Khususnya bajak laut yang menjadi legenda populer hingga saat ini, yakni bajak laut Viking (Skandinavia).

Komplotan bajak laut yang terkenal barbar tapi memiliki kemampuan membangun kapal yang canggih untuk zaman itu.

Selain dikenal karena sikap barbarnya,  mereka juga memahami navigasi pelayaran dan mahir bertarung serta menjadi perompak yang sangat ditakuti oleh negara-negara Eropa.

Sehingga ketika muncul para bajak laut Viking yang tidak segan-segan turun ke daratan itu, penduduk yang bermukim di pantai memilih melarikan diri.