Find Us On Social Media :

Butuh Software yang Terintegrasi untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Pesawat

By K. Tatik Wardayati, Senin, 29 Oktober 2018 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com – Kelebihan jam terbang pilot, penggajian yang terlambat, juga fatigue, bisa diminimalkan bahkan boleh jadi tak terjadi lagi, jika operator mengaplikasikan software yang terintegrasi dengan  benar dan dioperasikan secara optimal.

Ada beberapa kelemahan yang signifikan dalam mengimplementasikan peraturan keselamatan penerbangan di Indonesia. Contoh dalam CASR (Civil Aviation Safety Regulation), belum semua implementasinya detail.

Boleh jadi untuk  kelaikan (airworthiness) pesawat udara sudah clear atau jelas. Namun untuk operasional masih banyak yang perlu dibenahi.

Begitu kata Capt Anaziaz Zikir atau Azzy, pilot Indonesia yang saat ini menjadi bagian dari GACC (General Civil Aviation Authority) Uni Emirate Arab.

Baca Juga : Inilah 'Permintaan Terakhir' Pilot Pesawat Lion Air JT 160, Sebelum Dinyatakan Hilang dan Lost Contact

Ia mencontohkan tentang implementasi aturan Flight Time Limitations (FTL) yang dinilainya masih belum optimal. Belum lagi soal fatigue (kelelahan), yang aturannya belum jelas. Padahal fatigue ini laten, yang bahayanya tidak bisa dinilai.

“Kalau kita hanya lihat jam tidur dan jam bangun (pilot), itu baru satu komponen dari fatigue itu. Fatigue itu kita nggak tahu, tiba-tiba hilang; di luar kesadaran. Itu yang menurut regulasi, fatigue harus ada scientific research,” tutur Azzy.

Di Emirates, untuk meriset fatigue itu, pilot diberi fatigue watch. Jam tangan ini untuk memantau kondisi pilot selama 24 jam, seperti denyut nadi dan tekanan darahnya.

Dengan demikian, para pilot bisa terpantau kondisi kesehatannya, termasuk kelelahan yang seringkali tidak bisa terdeteksi hanya dari tampak luar. Salah satu upaya untuk mencegahnya, harus diberlakukan sisten day off yang mengacu pada standar internasional. Contoh di Eropa, dalam 28 hari kerja ada day off delapan hari.

Baca Juga : Lion Air JT 610 Jatuh, Pesawat Baru Berusia 3 Bulan, Layak Terbang dan Pengalaman Pilot Sudah Ribuan Jam Terbang

Maskapai penerbanganmaskapai penerbangan yang sudah mapan dan besar sudah mencapai tahap tersebut. Untuk itu, mereka menggunakan sistem operasi penerbangan dalam suatu software yang terintegrasi dengan regulasi yang benar dan diaplikasikan secara optimum.

Bagaimana di Indonesia? Kemungkinan besar memang sudah menggunakan software tersebut, tapi barangkali belum efektif, efisien, optimum, juga terintegrasi dengan benar.

Menurut Azzy, Garuda Indonesia memiliki software yang sudah cukup baik. Namun, katanya, ia pernah menyarankan untuk menggunakan software yang terintegrasi dengan benar dan menyeluruh.