Find Us On Social Media :

Ketika 1 Regu Eks Tentara Jepang Membelot dan Bergabung ke Batalion Achmad Yani dan Menjadi Gerilyawan Republik

By Intisari Online, Minggu, 28 Oktober 2018 | 22:00 WIB

Intisari-Online.com - Desember 1999, saat melakukan suatu riset di daerah Kedu, Jawa Tengah, saya sempat mendengar cerita menarik sekitar Perang Kemerdekaan dari seorang veteran pejuang setempat.

Katanya, dulu ada satu regu eks tentara Jepang yang membelot dan bergabung dalam Bataliyon Achmad Yani (yang kelak menjadi salah satu korban Gerakan 30 September 1965).

Mereka dikenal sangat berani dan ditakuti oleh serdadu Belanda.

Baca Juga : Ketika Perang Vietnam, Benarkah Gerilyawan Viet Cong Takut Kegelapan?

Beberapa tahun kemudian cerita yang sama saya dapatkan dari sejumlah veteran Perang Kemerdekaan di Jawa Timur.

Mereka bilang, saat perang melawan NICA berkecamuk ada sebuah kompi TNI yang sangat ditakuti oleh tentara Belanda.

Namanya Pasukan Oentoeng Soerapati 18, yang dipimpin oleh seorang kapten bernama Sukardi.

Sukardi sejatinya orang Jepang totok. Sebelum ke Indonesia konon dia memiliki pengalaman gerilya di Guadalcanal, Morotai hingga Jawa.

Namun begitu Jepang bertekuk lutut kepada Sekutu, ia yang katanya memiliki darah samurai menolak untuk menyerah dan memilih bergabung dengan gerilyawan republik di hutan-hutan Malang Selatan. 

Sukardi juga mengajak sejumlah anak buahnya untuk bergabung dan membentuk pasukan sendiri.

Mereka kemudian menjadi komandan-komandan seksi di kompi yang dipimpinnya.

Baca Juga : Fakta Menarik Seputar Negara Republik Tertua di Dunia, di Antaranya Punya 2 Pemimpin Negara!

Kompi Sukardi dikenal memiliki sistem organisasi dan sistem tempur yang sangat baik.