Find Us On Social Media :

Mengunjungi Medan dan Menikmati Danau Toba Tempat Si Raja Batak Bersemayam di Desa Tomok

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 27 Oktober 2018 | 22:00 WIB

Sarkofagus bukan hanya ditemukan di Tomok. Di Balige, di sebelah tenggara Danau Toba, banyak ditemukan kuburan macam itu.

Menurut seorang arkeolog, bentuk kubur macam makam Raja Sidabutar lambat laun berkembang menjadi bangunan kubur berbentuk punden berundak, seperti makam Raja Parluhutan Siahaan di Kampung Sosor, dan makam Raja Unggul II.

Baca Juga : Sudah Ada 15 Kasus Kapal Tenggelam di Indonesia Sejak 2003, Termasuk yang Terbaru Terjadi di Danau Toba

Perkembangan bentuk terakhir wadah kubur yang berlangsung sampai sekarang adalah bentuk persegi empat yang dibangun dari bahan batu dan semen; dan tidak menggunakan bahan batu besar lagi.

Wadah kubur macam ini biasanya berhiaskan topeng, kepala kerbau atau binatang yang menakutkan, seperti terdapat pada wadah kubur Raja Marsundung Simanjuntak di Kampung Huta Bulu.

Di sebelah sarkofagus Raja Sidabutar terdapat sarkofagus berhiaskan gambar salib di bagian depan. Ini berasal dari masa yang lebih muda. Hiasan pahatan binatang dan topeng sudah tidak ada lagi karena tokoh yang dikuburkan di dalamnya telah memeluk agama Kristen, agama yang  pertama kali masuk ke tanah Batak di Sibolga pada tahun 1820.

Wadah kubur Raja Sidabutar di Tomok mengungkapkan konsepsi kepercayaan orang Batak, yaitu pemujaan pada arwah nenek moyang.

Baca Juga : Kisah Kerajaan Kuno di Pulau Samosir yang Tak Segan Menyantap Musuh, Bikin Gentar Orang Jahat!

Wadah kubur ini merupakan penguburan kembali dalam bentuk permanen agar tercipta hubungan yang dekat antara keturunan yang masih hidup dengan si mati.

Roh si mati dianggap masih melindungi dan menyertai keturunannya. Boleh jadi penguburan sekunder ini wujud penghormatan dari keturunannya, agar si mati dapat diterima di dunia arwah.

Ini adalah kepercayaan dari masa prasejarah orang Batak. Setelah masuknya agama Kristen, sarkofagus sudah tidak dibuat lagi. Cukup batu dan semen dengan hiasan yang dipengaruhi unsur budaya Kristen.

Selesai menjelaskan soal kompleks makam Raja Sidabutar, sang pemandu wisata lalu secara profesional menggiring wisatawan ke pintu keluar. Di sana sudah berdiri dua lelaki penjaga kotak sumbangan. "Sumbangan buat memugar makam, Pak!" kata mereka.