AS Berencana Keluar dari Perjanjian Kontrol Senjata dengan Rusia, Ahli Khawatir Perang akan Dimulai

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Presiden AS Donald Trump berencana untuk menarik AS dari perjanjian kontrol senjata tiga dekade dengan Rusia.

Intisari-Online.com - Presiden AS Donald Trump berencana untuk menarik AS dari perjanjian kontrol senjata tiga dekade dengan Rusia.

Jika benar-benar dilakukan, hal itu bisa membahayakan hubungan AS dengan Rusia.

Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada Desember 1987.

Perjanjian itu berisi pelarangan Washington dan Moskow untuk meluncurkan rudal jelajah darat yang dapat terbang antara 310 dan 3.400 mil.

Baca Juga : Beli Seribu Rudal Hipersonik, Rusia Pastikan Pesawat Musuh akan Terhempas Ratusan Mil Jauhnya

Kedua negara menandatangani perjanjian itu sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan menjelang akhir Perang Dingin.

Namun, kenyataannya kedua negara masih mengembangkan rudal jelajah yang dapat ditembakkan dari udara atau laut.

Masalahnya, Rusia jelas melanggar perjanjian itu dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2014, pemerintahan Obama menyalahkan Kremlin karena menguji rudal jelajah yang merupakan pelanggaran langsung terhadap perjanjian tersebut.

Baca Juga : Wanita Ini Nekat Loncat dari Lantai 3 Sebuah Gedung Gara-gara Hendak Diperkosa Teman Pacarnya Sendiri

Rusia juga mengatakan AS telah melanggar perjanjian, namun tuduhan dibantah AS.

Putin terus memperbaiki senjata-senjata tersebut.

Bahkan, pada bulan Maret Putin mengatakan Rusia kan segera memiliki rudal jelajah bertenaga nuklir yang dapat mencapai AS.

Gorbachev, perdana menteri Soviet yang menandatangani perjanjian dengan Reagan menyebut pengumuman Trump tidak dapat diterima dan sangat tidak bertanggung jawab.

Baca Juga : Induk Monyet Ini Menangis Histeris Sambil Memeluk Anaknya yang ‘Mati’, Tapi Akhir Ceritanya Malah 'Lucu'

AS belum secara resmi memberitahukan Rusia bahwa mereka akan meninggalkan perjanjian.

Namun, ada satu orang - Penasihat Keamanan Nasional John Bolton - yang kemungkinan akan tersenyum jika hal itu terjadi.

Para ahli mengatakan setuju bahwa Rusia telah melanggar perjanjian dan AS perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Setelah perjanjian itu, ketegangan antara AS dan Rusia berkurang.

Baca Juga : Diperingatkan 'Ribuan Kali', Mengapa Bung Karno Tetap Nekat Nikahi Naoko Nemoto?

Beberapa ahli mengatakan sebagian besar karena kedau negara menghancurkan 2.600 rudal jelajah darat bersama.

Hal itu sangat penting bagi sekutu AS yang secara langsung terancam oleh persediaan senjata Rusia.

Tapi, tampaknya Trump membuat pengumuman akan menarik AS keluar dari perjanjiansebelumberkonsultasi dengan sekutu AS di Eropa.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa perjanjian itu adalah pilar penting dalam keamanan Eropa dan keputusan AS untuk keluar dari perjanjian akan menimbulkan pertanyaan sulit bagi Eropa.

Namun, para pemimpin Eropa tidak pernah secara terbuka mengkritik Rusia atas pelanggaran perjanjiannya, sehingga memberikan sedikit tekanan ekstra pada Moskow untuk mematuhinya.

Jika AS benar-benar akan keluar dari perjanjian, itu bisa memulai perlombaan senjata baru antar kedua negara.

Masing-masing akan mengembangkan persenjataan mereka dengan lebih baik.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan menempatkan kedua negara di jalan meuju perang.

Baca Juga : 3 Bocah Penderita HIV Dikucilkan: Penyebab Terbesar HIV Memang Hubungan Seksual, Tapi Jangan Abaikan Penyebab Ini

Artikel Terkait